Bonarinews.com, SIMALUNGUN – Sumatera Utara tercatat sebagai salah satu lumbung kemiri terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara tahun 2021, provinsi ini menghasilkan 13.805 ton kemiri per tahun. Kabupaten Dairi menjadi penyumbang terbesar dengan produksi 6.684 ton, disusul Karo 2.307 ton, Mandailing Natal 863 ton, Simalungun 703 ton, Padang Lawas Utara 442 ton, Deli Serdang 430 ton, Toba 392 ton, Humbang Hasundutan 348 ton, Samosir 322 ton, dan Tapanuli Selatan 288 ton.
Salah satu daerah yang mulai mengembangkan potensi kemiri sebagai komoditas unggulan adalah Kampung Girsang di Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun. Melalui Usaha Kemiri Girsang yang berlokasi di Kampung Girsang I, Huta Tujuh Maria, masyarakat setempat mengelola kemiri kupas sebagai produk olahan lokal dan oleh-oleh khas kawasan Danau Toba.
Pendiri usaha, Damayanti Sinaga, mengatakan tujuan utama pengembangan ini adalah menjadikan Kampung Girsang sebagai contoh perkampungan mandiri dan berdaya saing melalui pemanfaatan tanaman rempah-rempah. “Harapan kami, wisatawan yang datang ke Danau Toba tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga mengenal kekayaan hasil bumi yang ada di wilayah ini,” ujarnya.
Produk unggulan yang dipasarkan meliputi kemiri kupas bulat seharga Rp35.000 per kilogram dan kemiri kupas pecah seharga Rp32.000 per kilogram. Untuk mempermudah konsumen, usaha ini juga menyediakan layanan pengantaran ke wilayah sekitar Parapat dan Ajibata.
Selain menjadi sumber ekonomi baru, pengelolaan kemiri di Kampung Girsang juga mendorong pemberdayaan perempuan dan pelestarian lingkungan. Usaha ini menjadi satu-satunya rumah produksi kemiri yang terbuka untuk wisata edukasi di kawasan Danau Toba.
Dengan langkah ini, masyarakat berharap kemiri dapat menjadi komoditas bernilai tinggi yang tidak hanya memperkuat ekonomi desa, tetapi juga memperkaya daya tarik wisata Danau Toba sebagai destinasi unggulan nasional. (Lindung)