Bonarinews.com, Jakarta – Hanya dalam 24 jam, Indonesia dikepung bencana. Dari Jawa sampai Nusa Tenggara, dari Sumatra hingga Kalimantan, alam seakan murka. Data BNPB mencatat 25 kejadian bencana pada 8–9 September 2025, dengan tujuh di antaranya menimbulkan dampak besar.
Kebakaran hutan dan lahan menjadi yang paling mengkhawatirkan. Hutan jati di Ponorogo, Jawa Timur, terbakar dua hektare. Di Aceh, 5 hektare lahan hangus, sementara Sumatra Utara melaporkan 10 hektare terbakar. Yang paling parah, Kalimantan Selatan sudah kehilangan 780 hektare lebih lahan akibat api, dan luasannya terus bertambah.
Tak berhenti di situ, banjir bandang mengguncang Nagekeo, NTT. Rumah hanyut, jembatan rusak, dan dua orang hilang yang hingga kini belum ditemukan. Lampung pun tak luput: 91 rumah di Pesisir Barat terendam banjir.
Di Jawa Tengah, ribuan warga Klaten menghadapi krisis air bersih. Hampir 9 ribu jiwa terdampak kekeringan parah, bergantung pada distribusi tangki air dari BPBD.
BMKG mengingatkan, hujan deras masih berpotensi memicu banjir dan longsor di beberapa wilayah, sementara Kalimantan dan Sumatra bagian timur terancam kebakaran lahan baru akibat panas ekstrem.
BNPB menegaskan semua lini pemerintah bergerak cepat: memadamkan api, mencari korban hilang, menyalurkan bantuan banjir, dan mendistribusikan air bersih. Namun peringatan keras tetap dilayangkan: waspada, jangan lengah, karena bencana bisa datang kapan saja. (Redaksi)