Tapanuli Utara, Bonarinews.com — Sejumlah aktivis mahasiswa di Tapanuli Utara menggelar diskusi bertema “Call to Action: Tantangan Krisis Ekologis, Jawaban Generasi Muda Kristiani” sebagai wujud kepedulian terhadap semakin seriusnya persoalan lingkungan di kawasan tersebut. Acara berlangsung di Coffee Ugahari, Silangkitang, pada Kamis (11/12).
Diskusi menghadirkan berbagai elemen muda, mulai dari mahasiswa pecinta alam, BEM IAKN Tarutung, perwakilan komunitas eksternal kampus, hingga pemerhati lingkungan. Seluruh peserta diajak melihat kondisi ekologis Taput yang dinilai kian mengkhawatirkan.
Para pembicara menyoroti maraknya alih fungsi lahan, pencemaran air dan udara, serta menurunnya kualitas ruang hijau. Situasi tersebut dianggap bukan hanya persoalan teknis, namun juga menyangkut tanggung jawab moral seluruh warga, terutama generasi muda.
Ketua BEM IAKN Tarutung, Yosef Aprian Simanjuntak, menegaskan bahwa krisis ekologis harus dijawab dengan sikap dan tindakan nyata. “Ini bukan hanya isu lingkungan, tetapi panggilan moral. Pemuda Kristen memiliki peran besar untuk menunjukkan kepedulian melalui langkah konkret,” ujarnya.
Dalam diskusi, para peserta juga menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai motor perubahan. Edukasi publik, kampanye lingkungan, gerakan penghijauan, pengelolaan sampah, hingga advokasi kebijakan lokal disebut sebagai ruang nyata bagi pemuda untuk mengambil bagian dalam menjaga keberlanjutan alam.
Acara ditutup dengan pembacaan deklarasi komitmen bersama untuk memperkuat gerakan ekologis di Tapanuli Utara. Komunitas pemuda Kristiani diajak untuk terus memelihara bumi sebagai amanat iman sekaligus tanggung jawab moral.
Diskusi ini diharapkan menjadi langkah awal terbentuknya jaringan gerakan ekologis yang solid dan berkelanjutan di Taput. (Redaksi)
Lekas pulih Sumatra 🌿