Bonarinews.com, LANGKAT – Sejumlah wilayah di Kabupaten Langkat kembali terdampak bencana alam sejak Senin malam hingga Rabu (26/11/2025). Hujan deras yang berlangsung terus-menerus menyebabkan banjir, bangunan rubuh, hingga pohon tumbang di berbagai kecamatan. Polres Langkat dan jajaran Polsek langsung turun melakukan evakuasi, pengamanan lokasi, dan pengaturan arus lalu lintas untuk meminimalisir dampak buruk di lapangan.
Di Kecamatan Babalan, sebuah bangunan tua peninggalan Belanda yang selama ini dipakai sebagai gudang ikan oleh warga bernama Ipin, rubuh pada Rabu pagi. Bagian depan bangunan ambruk sekitar pukul 06.00 WIB, disusul runtuhnya bangunan samping satu jam kemudian. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Kerugian ditaksir mencapai Rp60 juta. Personel Polsek Pangkalan Brandan segera tiba di lokasi, melakukan pengecekan, serta berkoordinasi dengan PT PLN untuk memutus aliran listrik karena kabel di sekitar bangunan ikut jatuh.
Hujan deras juga membuat Sungai Siur meluap di Kecamatan Pangkalan Susu. Desa Sei Siur terendam banjir setinggi 60 cm. Di Dusun I Batu Tangkul, Desa Alur Cempedak, sekitar 10 rumah harus dievakuasi. Sejumlah rumah lain di Kelurahan Beras Basah dan Bukit Jengkol terendam hingga setinggi 1 meter. Personel Polsek, Pos AL, Koramil 15, Pertamina, dan warga bahu-membahu mengevakuasi warga, sementara sebagian wilayah mengalami pemadaman listrik.
Di Kecamatan Sei Lepan, empat pohon akasia dan satu tiang listrik tumbang di tiga titik berbeda. Peristiwa ini menimbulkan kemacetan panjang. Kapolsek Pangkalan Brandan, AKP Amrizal Hasibuan, memimpin langsung pembersihan lokasi bersama Marinir, PLN, dan warga menggunakan chainsaw. Tidak ada korban jiwa, namun arus lalu lintas masih tersendat akibat hujan yang belum reda.
Sementara itu, Kecamatan Padang Tualang turut dilanda banjir. Desa Buluh Telang menjadi yang paling terdampak dengan total 266 rumah terendam, disusul Desa Serapuh ABC dan Desa Kwala Pesilam. Polsek Padang Tualang bersama pemerintah desa dan kecamatan melakukan peninjauan langsung serta memberikan imbauan agar warga mengungsi ke lokasi aman.
Di Kecamatan Brandan Barat, banjir setinggi 30 cm terjadi di depan pintu Tol Pangkalan Brandan. Kendaraan masih dapat melintas, namun Polsek Pangkalan Brandan tetap melakukan pengaturan intensif guna mencegah kecelakaan.
Menanggapi kondisi ini, Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, melalui Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan, menegaskan bahwa seluruh jajaran telah diperintahkan untuk bergerak cepat.
“Personel Polres Langkat sudah kami instruksikan untuk fokus membantu masyarakat terdampak — mulai dari evakuasi, pengamanan titik rawan, hingga pengaturan arus lalu lintas. Keselamatan warga adalah prioritas,” ujar Kombes Pol Ferry.
Ia menambahkan bahwa koordinasi lintas instansi terus dilakukan. “Kami bekerja sama dengan TNI, pemda, PLN hingga BPBD untuk memastikan seluruh penanganan berjalan maksimal. Masyarakat juga diminta tetap waspada mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi berlanjut,” katanya.
Hingga kini, Polres Langkat masih memantau secara intensif perkembangan situasi dan melaporkan update terbaru dari seluruh kecamatan terdampak. Upaya evakuasi, mitigasi, dan pembersihan area masih terus dilakukan.
Polda Sumut mengimbau masyarakat menghindari bangunan tua dan area rawan longsor, tidak memaksakan melintas di jalur banjir berarus kuat, serta segera melapor kepada aparat jika membutuhkan bantuan evakuasi. (Redaksi)