Ujian Tak Lagi Penentu Kelulusan, Negara Ingin Membaca Peta Belajar

Bagikan Artikel

Jakarta, Bonarinews.com — Pemerintah kembali mengubah cara memotret kemampuan belajar murid. Mulai April 2026, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan menyelenggarakan Tes Kemampuan Akademik untuk murid kelas akhir SD dan SMP. Tes ini bukan penentu kelulusan, juga tidak wajib diikuti. Negara ingin membaca peta, bukan menghakimi hasil.

Tes Kemampuan Akademik, atau TKA, akan digelar terintegrasi dengan Asesmen Nasional. Tujuannya sederhana: mengetahui sejauh mana capaian akademik murid secara nasional, lalu menggunakan data itu sebagai dasar perbaikan pembelajaran. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menegaskan, TKA tidak dirancang sebagai saringan, apalagi seleksi.

Menurut Mu’ti, kebijakan ini merupakan kelanjutan dari pemetaan akademik yang sebelumnya diterapkan di jenjang menengah. Bedanya, pendekatan pada SD dan SMP disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik. Negara, kata dia, perlu memahami kondisi riil kemampuan murid sebelum berbicara soal perbaikan mutu pendidikan.

Pemerintah menyiapkan tahapan panjang sebelum pelaksanaan. Pendaftaran murid kelas VI SD dan kelas IX SMP dijadwalkan dibuka pada 19 Januari hingga 28 Februari 2026. Setelah itu, Kemendikdasmen menggelar simulasi sebagai uji coba teknis. Simulasi SMP akan berlangsung pada akhir Februari, disusul simulasi SD pada awal Maret. Gladi bersih dilakukan pertengahan Maret.

Pelaksanaan TKA SMP dijadwalkan pada 6–16 April 2026, sementara TKA SD digelar pada 20–30 April 2026. Seluruh asesmen berbasis komputer, dengan penyesuaian bagi daerah yang memiliki keterbatasan infrastruktur. Pemerintah menyebut telah menyiapkan skema antisipasi untuk kendala teknis di lapangan.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Toni Toharudin, menyebut TKA sebagai alat diagnosis nasional. Bukan untuk memberi label pintar atau tidak pintar, melainkan untuk membaca kemampuan murid secara lebih adil dan kontekstual. Data yang dihasilkan akan digunakan untuk memperkuat pembelajaran mendalam, penyempurnaan kurikulum, hingga peningkatan kualitas proses belajar-mengajar.

Hasil TKA akan diolah pada Mei 2026 dan diumumkan pada 24 Mei. Setiap murid akan menerima laporan capaian disertai deskripsi, bukan sekadar angka. Laporan ini diharapkan menjadi panduan bertahap bagi murid, guru, dan sekolah untuk meningkatkan kompetensi.

Melalui TKA 2026, pemerintah ingin menegaskan perubahan arah kebijakan evaluasi pendidikan. Ujian tidak lagi berdiri sebagai palu hakim, melainkan sebagai peta jalan. Dari data itulah negara berharap bisa membenahi pembelajaran sejak fondasinya. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *