Tanggul Sungai Jebol di Tanjung Pura, Warga Cemas Air Masuk ke Permukiman

Bagikan Artikel

Langkat, Bonarinews.com — Kerusakan tanggul Sungai Tanjung Pura di Kampung Pagar, Lingkungan II, Kecamatan Tanjung Pura, membuat warga hidup dalam kecemasan selama beberapa hari terakhir. Tiga titik tanggul jebol akibat derasnya arus sungai, membuka peluang air meluap dan mengancam puluhan rumah yang berdiri tak jauh dari bantaran.

Setiap kali hujan turun dan debit air naik, warga harus bersiaga. Banyak dari mereka mengaku sulit tidur karena khawatir air kembali menerobos seperti kejadian sebelumnya.

“Kami takut air masuk lagi. Tanggulnya sudah bolong besar, tinggal menunggu hujan sedikit saja bisa jebol semua,” kata seorang warga.

Kepala Lingkungan II, Syahputra, menegaskan bahwa kekhawatiran serupa dirasakan seluruh warga. Menurutnya, tanggul yang rusak telah menjadi ancaman nyata selama berhari-hari. “Kalau dibiarkan, air bisa masuk sewaktu-waktu. Kami sangat terbantu karena Brimob sudah turun sejak hari pertama,” ujarnya.

Kerusakan tanggul juga membuat aktivitas warga terganggu. Jalan di sekitar lokasi kerap becek dan licin akibat material yang terbawa arus, sehingga menyulitkan mobilitas, terutama pada malam hari.

Perwakilan ibu-ibu Kampung Pagar mengatakan dampak psikologis yang dirasakan warga tak kalah berat. “Kerusakan tanggul membuat banyak warga tidak bisa tidur nyenyak. Kami sangat berterima kasih karena benteng air itu akhirnya diperbaiki,” ucapnya.

Di tengah situasi rawan tersebut, personel Brimob Sumut melakukan penimbunan darurat dan memasang cerocok bambu untuk menahan struktur tanah. Meski perbaikan sementara membantu meredakan kecemasan, warga berharap ada solusi jangka panjang dari pemerintah.

“Tanggul ini harus diperbaiki permanen. Kalau hanya ditambal, kami tetap waswas,” ujar warga lainnya.

Bagi penduduk Kampung Pagar, tanggul itu bukan sekadar tembok penahan air, melainkan garis perlindungan terakhir yang menentukan aman atau tidaknya hidup mereka setiap kali hujan datang. Dengan cuaca yang masih tidak menentu, kecemasan warga disebut belum sepenuhnya hilang. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *