Medan, Bonarinews.com – Wakil Ketua Bidang Politik DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara, Sutrisno Pangaribuan, menilai langkah Ketua Panitia Natal Nasional 2025 Maruarar Sirait (Ara) yang mengarahkan perayaan Natal sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina merupakan buah dari pendidikan politik yang ia terima selama berada di PDI Perjuangan. Menurutnya, tradisi keberpihakan terhadap Palestina merupakan nilai yang secara konsisten dijaga oleh partai tersebut.
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) akan menggelar perayaan Natal nasional pada Senin (5/11/2026) di Stadion Tenis Indoor Senayan. Acara itu disebut akan menjadi persembahan bagi rakyat Palestina, sebuah langkah yang telah diketahui dan mendapat arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
“Rencana itu membuktikan bahwa Ara lahir, tumbuh, dan berkembang sebagai politisi nasional di PDI Perjuangan, satu-satunya partai yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina,” kata Sutrisno, Sabtu (29/11/2025) di Medan.
Ia mencontohkan sikap Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster, dua kepala daerah dari PDI Perjuangan yang dulu berani mengambil langkah tegas menolak tim Israel menyanyikan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera Israel dalam ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia—keputusan yang membuat mereka dibully namun tetap bertahan pada prinsip.
Sutrisno menyebut, meski Ara telah keluar dari PDI Perjuangan, nilai-nilai yang dipelajari selama puluhan tahun di partai itu masih melekat dan tercermin dari langkahnya sebagai Ketua Panitia Natal Nasional 2025. “Ara belajar dari Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster. Solidaritasnya terhadap Palestina adalah bagian dari ajaran PDI Perjuangan,” ujarnya.
Ia juga menghargai komitmen Presiden Prabowo dan Maruarar Sirait yang menggandeng KWI dan PGI dalam menyalurkan dukungan bagi Palestina melalui momentum Natal. Menurut Sutrisno, gotong royong antara pemerintah dan lembaga keagamaan ini perlu terus dirawat sebagai wujud kemanusiaan lintas batas.
Namun demikian, Sutrisno mengingatkan agar Panitia Natal Nasional 2025 tidak melupakan warga Sumatera Utara yang tengah mengalami bencana. Ribuan warga akan merayakan Natal dalam duka karena kehilangan keluarga, tempat tinggal, dan harta benda.
“Ara harus segera bergerak mengumpulkan bantuan untuk warga Sumut. Jangan sampai muncul kesan Ara lebih peduli bangsa lain dibanding bangsanya sendiri,” tegasnya.
Ia menyebut langkah PDI Perjuangan Sumut dapat menjadi contoh. Saat ini, dapur umum telah dibuka di Medan, kantor partai dijadikan tempat pengungsian di Tapanuli Tengah, dan bantuan pangan sudah disalurkan ke berbagai titik bencana oleh struktur partai serta para legislator PDI Perjuangan.
“Dengan posisi dan akses yang dimiliki Ara saat ini, ia sangat mampu bergerak cepat membantu saudara-saudaranya di Sumut,” lanjut Sutrisno.
Ia pun mengimbau Panitia Natal Nasional 2025 untuk segera menggalang donasi dan menyalurkannya kepada warga terdampak bencana. Kolaborasi dengan gereja-gereja di wilayah bencana dinilai akan mempercepat penyaluran bantuan, sehingga semangat cinta kasih sebagai solidaritas lintas batas dapat mengalir tidak hanya ke Palestina, tetapi juga ke Sumatera Utara. (Redaksi)