Bonarinews.com, Medan – Wakil Ketua DPRD Sumut, Sutarto, menyoroti tewasnya tujuh warga asal Sumut di Kamboja sepanjang tahun 2025. Ia menilai peristiwa ini sebagai peringatan serius bagi pemerintah, khususnya Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) dan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Wilayah Sumut, untuk memperkuat tata kelola dan pengawasan terhadap tenaga kerja migran.
“Kita harus memberikan perhatian terhadap tata kelola pekerja migran, terutama dari Sumatera Utara. Bagaimana pengawasan, pengaturan, dan regulasinya harus benar-benar diperkuat,” ujar Sutarto, Senin (20/10/2025).
Menurutnya, pelayanan dan perlindungan bagi masyarakat Sumut yang berangkat ke luar negeri masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal sosialisasi bahaya menjadi pekerja migran nonprosedural atau ilegal. “Trennya sekarang banyak ke Kamboja. Kita harus gencar melakukan sosialisasi agar masyarakat tahu risiko dan dampak negatifnya,” tambahnya.
Sutarto juga mendorong adanya kolaborasi strategis antara BP3MI, Dinas Tenaga Kerja Provinsi, serta lembaga terkait lainnya dalam membuka peluang kerja luar negeri yang aman dan legal. Ia menekankan pentingnya pembekalan serta kepatuhan terhadap prosedur resmi sebelum para calon pekerja migran diberangkatkan.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumut itu juga meminta aparat berwenang seperti imigrasi, kepolisian, dan TNI memperketat pengawasan terhadap praktik pengiriman tenaga kerja ilegal, khususnya melalui jalur laut yang kerap menjadi pintu keluar tidak resmi. “Titik-titik keberangkatan yang terindikasi kuat menjadi jalur pengiriman ilegal harus diperkuat pengawasannya, bukan hanya di bandara tapi juga di pelabuhan,” tegasnya.
Sutarto mengecam keras praktik pengiriman pekerja migran ilegal yang tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga membuka peluang terjadinya perdagangan orang dan eksploitasi tenaga kerja. “Kejadian ini tidak boleh terulang. BP3MI di daerah harus diperkuat agar mampu mengawasi wilayah-wilayah yang rawan pengiriman pekerja migran ilegal,” ujarnya.
Di sisi lain, ia juga menilai pentingnya membuka akses lebih luas bagi anak muda Sumatera Utara untuk menjadi pekerja migran resmi dengan dukungan pelatihan dan pembekalan yang memadai. “Aksesnya harus dipermudah dan pelatihannya ditingkatkan agar anak-anak muda kita bisa bekerja di luar negeri dengan cara yang aman dan legal,” tutup Sutarto. (Redaksi)