Bonarinews.com, MEDAN – Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara, Sutarto, mengajak seluruh pihak untuk mengawal pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar berjalan aman dan tepat sasaran, khususnya di Provinsi Sumatera Utara. Ajakan ini disampaikan menyusul peristiwa dugaan keracunan yang dialami puluhan siswa SD Negeri Onozitoli Sawo, Kecamatan Sawo, Kabupaten Nias Utara, pada Jumat (31/10/2025).
Dalam kejadian tersebut, sejumlah siswa mengalami gejala pusing, mual, sakit perut hingga sesak napas setelah mengonsumsi makanan MBG. Mereka langsung mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Sawo, dan satu siswa di antaranya dirujuk ke RSUD M. Thomsen Nias.
Menanggapi hal itu, Sutarto menekankan pentingnya pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG, mulai dari proses pengadaan hingga distribusi makanan di sekolah-sekolah. “Program MBG yang dicanangkan Presiden Prabowo bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui asupan bergizi bagi anak-anak kurang mampu, sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat. Karena itu, pelaksanaannya perlu dikawal bersama agar aman dan tepat sasaran,” ujarnya, Senin (3/11/2025).
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumut itu juga menyoroti laporan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) yang mencatat 11.566 anak di berbagai daerah mengalami keracunan sejak awal pelaksanaan program MBG pada Oktober 2025. Menurutnya, kondisi tersebut harus menjadi peringatan bagi semua pihak agar sistem pengawasan diperkuat.
Sutarto menegaskan perlunya supervisi dan evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola program, mulai dari alokasi anggaran, kualitas bahan pangan, hingga durasi dan jarak distribusi makanan ke sekolah. “Kita semua tentu berharap tidak ada lagi kasus keracunan siswa di Sumatera Utara,” katanya.
Ia juga mendorong sinergi lintas sektor antara BPOM, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, serta pihak sekolah dan orang tua dalam memastikan keamanan pangan MBG. “Saya yakin, dengan kolaborasi dan pengawasan bersama, kita dapat meminimalisir risiko keracunan. Pihak sekolah dan orang tua juga harus aktif mengawasi,” pungkasnya. (Redaksi)