SPPG Deli Serdang Dorong Kemandirian Pangan: MBG Bukan Lagi Soal Menu, Tapi Masa Depan Ekonomi Lokal

Bagikan Artikel

Sunggal, Bonarinews.com – Di tengah gencarnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara nasional, Kabupaten Deli Serdang memilih jalannya sendiri: memastikan setiap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bukan hanya memasak, tetapi juga menghidupkan ekonomi lokal.

Inilah pesan yang berulang kali disampaikan Bupati Deli Serdang, Asri Ludin Tambunan, dan kembali ditegaskan oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, dr Hanip Fahri, dalam launching Dapur SPPG MBG Yayasan Garuda Solidaritas Nasional (YGSN) di Desa Sei Beras Sekata, Kecamatan Sunggal, Jumat (5/12/2025).

“Bupati selalu mengimbau SPPG membeli bahan pangan dari petani setempat, UMKM, pasar lokal, atau Koperasi Desa Merah Putih. MBG ini bukan hanya soal gizi anak-anak, tetapi juga bagaimana kita menggerakkan ekonomi masyarakat,” tegasnya.

Dari Dapur SPPG ke Ladang Petani: Rantai Manfaat yang Menguat

Di Deli Serdang, setiap bahan makanan yang masuk ke dapur SPPG diharapkan membawa dampak berlapis. Ketika SPPG memilih cabai, sayur, telur, atau beras dari petani dan UMKM lokal, artinya program gizi nasional ini ikut menghidupkan pasar desa, koperasi, hingga kelompok tani.

Dengan begitu, MBG tidak menjadi program konsumtif yang sekadar menghabiskan anggaran, melainkan program yang menciptakan putaran ekonomi baru di tingkat akar rumput.

Profesionalisme Jadi Pondasi: Tidak Cukup Lokal, Harus Aman dan Bergizi

Namun dukungan terhadap pangan lokal bukan berarti kompromi terhadap kualitas. Hanip menegaskan bahwa profesionalisme dalam pengelolaan SPPG tetap menjadi kunci: bahan pangan harus segar, proses pengolahan harus higienis, dan distribusi harus mengikuti standar pemerintah.

“Pelayanan gizi tidak boleh main-main. Ini investasi kesehatan jangka panjang, terutama untuk anak-anak,” katanya.

Sumut Lampaui Target: 1,5 Juta Lebih Penerima Manfaat

Staf Ahli Gubernur Sumut, Achmad Fadly, menambahkan bahwa MBG bukan sekadar program pembagian makanan, tetapi bagian dari strategi besar nasional: menekan stunting, memperbaiki gizi masyarakat, memperkuat ekonomi lokal, dan mengurangi kemiskinan struktural.

Hingga awal Desember 2025, Sumatera Utara mencatat kemajuan signifikan:

  • 616 SPPG terbentuk di 33 kabupaten/kota
  • 344 unit sudah beroperasi
  • 1.577.041 penerima manfaat telah menikmati layanan MBG
  • 96 Sertifikat Laik Higiene Sanitasi diterbitkan
  • 259 inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan
  • 6.289 penjamah pangan sudah dilatih
  • 197 SPPG diperiksa kualitas air dan makanannya

“Program ini adalah investasi masa depan. Sumatera Utara tidak boleh bergerak lambat,” ujar Fadly.

Menjadikan Bahan Pangan Lokal sebagai Identitas MBG di Sumut

Di berbagai daerah, MBG sering dipahami sebatas penyediaan makanan. Namun Deli Serdang mendorong interpretasi baru: bahwa kekuatan program ini justru terletak pada akar ekonominya.

Dengan memprioritaskan produk lokal, daerah ini berharap MBG mampu menciptakan ekosistem pangan yang lebih mandiri—mulai dari petani, pedagang pasar, koperasi desa, hingga dapur SPPG yang menjadi ujung tombak pelayanan gizi anak.

Hadir dalam kegiatan launching ini antara lain Pengurus YGSN Dimpos Simamora, Kepala Dapur SPPG Riandy Zefanya Pasaribu, dan Pengawas Mangadar Marpaung.

Reporter : Lindung Silaban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *