Bonarinews.com, JAKARTA — Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto dalam upacara kenegaraan memperingati Hari Pahlawan, Senin (10/11/2025), di Istana Negara, Jakarta.
Penganugerahan ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 116/TK/Tahun 2025, sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Soeharto dalam perjuangan kemerdekaan serta kontribusinya terhadap pembangunan nasional.
Dalam keputusan tersebut, pemerintah menilai Soeharto memiliki peran penting sejak masa revolusi fisik, antara lain saat menjabat sebagai Wakil Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Yogyakarta dan memimpin pelucutan senjata Jepang di Kota Baru pada tahun 1945. Selain kiprah militernya, Soeharto juga dinilai berjasa dalam menjaga keutuhan bangsa dan menggerakkan pembangunan nasional selama masa kepemimpinannya.
Selama lebih dari tiga dekade memimpin Indonesia, Soeharto dikenal dengan kebijakan pembangunan ekonomi yang membawa pertumbuhan stabil hingga 7–8 persen per tahun serta menjaga stabilitas politik nasional. Pemerintah menilai capaian tersebut menjadi bagian penting dalam sejarah modern Indonesia yang tidak dapat diabaikan.
Namun demikian, keputusan ini tidak lepas dari kontroversi. Sejumlah aktivis dan akademisi menilai pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto perlu ditinjau dari sisi etika dan sejarah, mengingat adanya catatan pelanggaran hak asasi manusia dan praktik otoritarianisme pada masa pemerintahannya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla meminta publik untuk memandang keputusan ini secara objektif. “Setiap tokoh besar pasti memiliki sisi positif dan negatif. Tapi jasa besar Pak Harto dalam menjaga bangsa dan membangun ekonomi tidak bisa dihapuskan begitu saja. Inilah kenyataan sejarah yang harus kita terima dengan bijak,” ujarnya.
Selain Soeharto, sembilan tokoh nasional lainnya juga menerima gelar Pahlawan Nasional pada momen yang sama. Dengan penetapan ini, jumlah keseluruhan pahlawan nasional Indonesia kini melampaui 200 tokoh dari berbagai bidang perjuangan.
Penganugerahan ini menjadi momen penting yang menegaskan pengakuan resmi negara atas peran besar Soeharto dalam perjalanan sejarah Indonesia, sekaligus membuka kembali ruang diskusi publik mengenai warisan politik, moral, dan pembangunan dari masa kepemimpinannya. (Redaksi)