Samosir Hadapi “Stunting Silent Crisis”: Makanan Banyak Tapi Anak Tetap Kurang Gizi, Apa Penyebabnya?

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, Samosir – Meski tumpukan makanan tambahan disalurkan ke anak-anak, angka stunting di Kabupaten Samosir justru meningkat. Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) melalui Asisten II Hotraja Sitanggang menegaskan, masalah utama bukan sekadar soal makanan, melainkan pola asuh dan perilaku keluarga.

“Pemberian makanan sudah sangat banyak, malah semakin bertambah. Tapi angka stunting juga ikut naik. Artinya, bukan di situ masalahnya,” tegas Hotraja dalam rapat koordinasi penurunan stunting di Samosir, Rabu (22/10/2025).

Hotraja menekankan edukasi orang tua sebagai kunci: semua tim, mulai dari PKK, PPLKB, PKH, bidan desa, hingga pendamping keluarga, harus turun ke lapangan secara bersamaan. “Sekali turun, semua petugas langsung edukasi. Jangan sendiri-sendiri,” ujarnya.

Menariknya, pendekatan yang diandalkan adalah kearifan lokal Dalihan Natolu. Strategi ini diharapkan membuat orang tua lebih mau mendengar dan menerima edukasi gizi, sehingga program penurunan stunting lebih efektif.

Temuan lapangan menunjukkan fakta mencengangkan: dari 120 anak yang diperiksa kadar hemoglobinnya, 55 persen mengalami anemia. “Kasat mata tampak sehat, tapi Hb rendah. Akibatnya penyerapan nutrisi tidak maksimal,” jelas Kabid Kesmas Dinas Kesehatan, Mawarisa Sitinjak. Bahkan ada anak dengan Hb hanya 7–8, membuat tubuh sulit menyerap gizi dengan baik.

Selain itu, pola asuh yang kurang tepat memperburuk kondisi: pemberian makanan selingan yang salah, tidur tidak teratur, hingga anak yang sering dititip tanpa perhatian gizi. “Banyak anak dengan infeksi tidak diobati, padahal mereka perlu perawatan agar asupan gizi bekerja optimal,” tambah Mawarisa.

Kepala Dinas Sosial menyebut, dari total Rp. 99 miliar dana desa tahun 2025, sekitar Rp. 8 miliar dialokasikan khusus untuk penanganan stunting. Menurut Ketua TP PKK Samosir, Ny. Kennauli A. Sidauruk, kolaborasi semua pihak, terutama di tingkat desa, menjadi kunci keberhasilan.

Pesan penting dari TPPS jelas: bukan sekadar memberi makan, tapi mengubah cara orang tua membesarkan anak. Dengan pendekatan yang tepat dan gotong royong tim di lapangan, Samosir menargetkan generasi bebas stunting untuk mewujudkan Samosir Emas 2045. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *