Bonarinews.com, Nepal– Gelombang demonstrasi besar-besaran mengguncang Nepal dalam dua pekan terakhir. Aksi yang menuntut pergantian rezim korup itu ternyata berawal dari video pidato seorang pelajar sekolah menengah, Abiskar Raut, yang viral di media sosial.
Pidato Raut, yang awalnya disampaikan pada acara tahunan Holy Bell English Secondary School, baru mencuri perhatian publik setelah cuplikannya ramai diunggah pada akhir Agustus. Dalam video itu, ia menyerukan perlawanan terhadap ketidakadilan dan korupsi yang merajalela di Nepal, sekaligus mengajak generasi muda bangkit membawa perubahan.
Seruan itu menyulut semangat banyak orang. Ribuan warga turun ke jalan memprotes pemerintah yang dianggap gagal memberantas korupsi dan menciptakan kesenjangan besar. Massa juga mendesak perdana menteri dan pejabat terlibat untuk mundur.
Namun, aksi tersebut dibalas aparat dengan kekerasan. Polisi menembakkan gas air mata, peluru karet, hingga peluru tajam. Tercatat 22 orang tewas, sementara gedung pemerintahan dan kediaman perdana menteri ikut dibakar demonstran.
Kemarahan publik terus membara, membuat situasi politik Nepal semakin tidak menentu. Pidato sederhana seorang remaja kini menjadi simbol kebangkitan generasi muda melawan ketidakadilan di negara itu. (Redaksi)