Medan, Bonarinews.com – Rakernas SOIna 2025 berlangsung intens, membahas persiapan Pekan Olahraga Special Olympics Nasional (PeSONas) 2026 di Nusa Tenggara Timur (NTT) serta tantangan yang dihadapi pengurus provinsi di seluruh Indonesia. Pertemuan ini menjadi ajang koordinasi sekaligus evaluasi program, klub, dan kepengurusan.
Dari NTB, Sinarmin menyampaikan tantangan besar mencari ketua baru setelah kepengurusan demisioner pada 16 Desember 2025. Rencana menghubungi istri gubernur sebagai calon ketua masih menunggu jawaban. Jika tidak bersedia, pengurus provinsi akan menghadapi kesulitan. Ia juga menanyakan mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW) dan peluang pendaftaran Club SOIna 2025.
Di Yogyakarta, Untung menyoroti kebutuhan juknis PeSONas dan status SOIna yang masih abu-abu di mata pemerintah. Sementara Karim dari Jawa Barat mengingatkan bahwa meski ada usulan menyatukan SOIna dan NPC, hal itu tidak mungkin dilakukan. Menurutnya, SEA Competition menonjolkan atlet SOIna beserta keluarga. Ia mendorong agenda rutin olahraga setiap tahun agar pemerintah daerah dapat menganggarkan kegiatan SOIna secara berkelanjutan.
Laporan dari pengurus provinsi menunjukkan kondisi yang berbeda-beda. Di Bali, Klub SOIna sudah terbentuk di hampir semua kabupaten/kota, meski SLB 1 Jembrana kesulitan memenuhi kuota atlet. Di Riau, pengurus baru periode 2025–2029 sudah aktif, termasuk program Youth dan Family Forum. Mardi Panjaitan menjelaskan, Sumatera Utara menghadapi kendala politik lokal yang menunda pelantikan pengurus baru, namun kegiatan swakelola tetap berjalan. Gorontalo, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Maluku Utara, Aceh, dan Sulawesi Tengah melaporkan progres yang beragam, termasuk dampak bencana alam di Aceh yang menghambat partisipasi.
PP SOIna menekankan pentingnya koordinasi dan evaluasi. Novilia, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi, menegaskan bahwa pengurus provinsi perlu aktif agar program PeSONas berjalan lancar. Mekanisme PAW akan disosialisasikan lebih luas, sementara prestasi anak-anak menjadi fokus utama untuk menarik perhatian pemerintah dan masyarakat. Yuyun SW menambahkan, Rakernas merupakan forum evaluasi tertinggi setelah Munas, dan kepengurusan dapat diperpanjang selama organisasi tetap aktif.
Ine Kharisma meminta setiap pengprov mempersiapkan PeSONas 2026, sambil memaklumi kondisi Aceh pasca-bencana. Sementara Amran Siregar menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu tiga negara potensial di Special Olympics Asia Pasifik, bersama India dan Bangladesh. Club SOIna menjadi payung bagi atlet beraktivitas, baik olahraga maupun non-olahraga, termasuk pelatihan dan kegiatan keluarga, yang akan menentukan kuota partisipasi di event internasional.
Rakernas SOIna 2025 menegaskan komitmen PP dan pengurus provinsi untuk membina anak-anak Disabilitas Intelektual, memperkuat klub, dan memastikan PeSONas 2026 di NTT berjalan sukses, meski tantangan pendanaan, politik lokal, dan bencana alam menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama. (Dedy Hutajulu)