Purbaya Tak Cemas Cadangan Devisa Turun ke Level Terendah Sejak Juli 2024

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan tidak khawatir dengan penurunan cadangan devisa (cadev) Indonesia yang turun menjadi 148,7 miliar dolar AS pada September 2025. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 150,7 miliar dolar AS, sekaligus menjadi posisi terendah sejak Juli 2024 yang tercatat 154,4 miliar dolar AS.

“Nggak ada concern,” kata Purbaya singkat di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2025).

Ia menjelaskan, penurunan cadangan devisa merupakan hal wajar karena digunakan untuk membayar utang luar negeri, membiayai impor barang dan jasa, serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Purbaya menilai tidak ada alasan untuk cemas meskipun cadangan devisa turun hingga 2 miliar dolar AS. Ia menilai, pergerakan positif di pasar modal, terutama kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG), menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi nasional masih tinggi.

“Itu sinyal confidence ke ekonomi dan ke perusahaan-perusahaan mulai membaik, kan? (Ke depan investor) asing pelan-pelan akan masuk lagi. Jadi, untuk menambah sentimen positif ke ekonomi, harus seperti itu memang. Cadev digunakan untuk itu,” ujarnya.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menyebut penurunan cadangan devisa disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta langkah stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Posisi cadangan devisa pada akhir September 2025, menurut BI, setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut masih berada jauh di atas standar kecukupan internasional yang hanya sekitar tiga bulan impor.

“Cadangan devisa ini tetap kuat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar perwakilan BI, Ramdan.

BI juga optimistis ketahanan eksternal Indonesia akan tetap solid, seiring dengan prospek ekspor yang terjaga dan surplus transaksi modal serta finansial. Hal ini didukung persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.

“Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan,” tutupnya. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *