Medan | Bonarinews.com – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution kembali mencuri perhatian publik. Baru beberapa bulan menjabat, ia sudah menepati janjinya menghadirkan program berobat gratis (Probis) bagi seluruh warga Sumut. Terobosan ini mendapat apresiasi dari anggota DPR RI, yang menilai Sumut berpotensi menjadi contoh nasional dalam pelayanan kesehatan universal yang adil dan merata.
Anggota DPR RI Kombes Pol (Purn) Dr. Maruli Siahaan menyebut keberhasilan Bobby sebagai bukti nyata bahwa kepemimpinan muda bisa bergerak cepat dan tepat sasaran. “Ini bukan sekadar capaian administratif, tapi bukti bahwa kepemimpinan muda bisa fokus pada kebutuhan rakyat. Negara hadir ketika masyarakat membutuhkan,” ujar Maruli, Kamis (30/10/2025).
Maruli, yang juga doktor administrasi publik dari Universitas Brawijaya Malang, menegaskan dirinya akan mengawal pelaksanaan program Universal Health Coverage (UHC) di Sumut agar berjalan efektif dan berkelanjutan. Ia menilai sinergi antara pemerintah daerah, DPR, dan BPJS Kesehatan sangat penting untuk memastikan sistem pendukung program berjalan lancar tanpa membebani rumah sakit.
“Kami akan mendorong peningkatan alokasi dana kesehatan dan memperkuat pengawasan pelaksanaan UHC agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” tambahnya.
Terkait kebijakan Gubernur Bobby yang mewajibkan rumah sakit menyediakan 30 persen kamar bagi peserta berobat gratis, Maruli menilai langkah itu progresif dan berpihak pada rakyat kecil. Namun, ia mengingatkan pentingnya pengawasan dan koordinasi lintas lembaga agar tidak terjadi kendala teknis di lapangan.
“Perlu kerja sama erat antara Pemprov, Dinas Kesehatan, DPRD, dan DPR RI untuk memastikan tenaga medis, infrastruktur, dan pembiayaan berjalan seimbang,” tegasnya.
Maruli juga menyoroti perlunya sistem pengawasan digital yang transparan, agar masyarakat bisa melaporkan jika mengalami pelayanan yang tidak adil. Menurutnya, hak atas layanan kesehatan adalah hak konstitusional warga negara yang tidak boleh dibeda-bedakan.
Ia pun mengusulkan tiga langkah konkret: peningkatan pelatihan bagi tenaga kesehatan agar lebih humanis, penerapan sistem pengawasan digital terbuka, dan edukasi publik agar masyarakat berani melapor bila menemukan diskriminasi layanan.
“Kita ingin memastikan semangat UHC bukan sekadar soal administrasi, tapi soal nilai kemanusiaan. Semua warga berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermartabat tanpa pandang status ekonomi,” tegasnya.
Dengan capaian tersebut, Maruli optimis Sumatera Utara di bawah kepemimpinan Bobby Nasution bisa menjadi role model nasional dalam membangun sistem kesehatan yang inklusif dan berkeadilan.
“Dengan kepemimpinan yang enerjik dan fokus, Sumut bisa menjadi contoh provinsi yang sukses mewujudkan kesehatan universal untuk semua,” pungkasnya. (Lindung)