Phoenix Sports Day 2025: Anak Disabilitas di Sumut Buktikan Bisa Bersaing dan Tampil Hebat!

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, MEDAN – Siapa bilang anak-anak disabilitas hanya bisa diam menonton? Di SLB E Pembina Sumatera Utara, Sabtu (20/9/2025), ratusan siswa membuktikan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk bersinar. Melalui acara Phoenix Sports Day 2025, mereka merayakan Hari Olahraga Nasional dengan tawa, keringat, dan semangat luar biasa.

Acara yang dibuka Ketua Special Olympics Indonesia (Soina) Sumut, August Sinaga, ini memecahkan stigma: anak-anak disabilitas juga bisa tampil, berprestasi, dan bersaing di arena olahraga. Kepala Sekolah SLB E Pembina, Mardi Panjaitan, menegaskan, kegiatan ini bukan sekadar lomba, tetapi panggung bagi siswa menunjukkan potensi nyata mereka.

Dari gerak jalan santai hingga senam massal, setiap momen dipenuhi semangat. Tapi yang paling mencuri perhatian adalah perlombaan bocce, bulu tangkis, dan atletik. Sorak sorai mengiringi setiap gerakan; bahkan keberhasilan sekadar menyentuh target atau bola yang tepat sasaran sudah membuat penonton terharu.

Para mitra dari universitas, sekolah tinggi, hingga klub renang mendampingi siswa, membuktikan bahwa dukungan nyata bisa mengubah mimpi jadi kenyataan. “Kami belajar arti sportivitas dan ketulusan dari anak-anak ini,” ungkap salah satu relawan mahasiswa.

Tak kalah inspiratif, orang tua peserta meneteskan air mata kebahagiaan saat melihat anak-anak mereka dihargai dan diberi ruang untuk berkembang. Siti, misalnya, mengatakan, “Selama ini kami takut anak saya tak diterima, tapi di sini dia terlihat, dihargai, dan bahagia.”

Nama “Phoenix” bukan sekadar simbol. Seperti burung mitologi yang bangkit dari abu, anak-anak ini menunjukkan kebangkitan dan ketangguhan. Dari keterbatasan lahirlah semangat baru yang membara. Acara ditutup dengan doa dan janji untuk terus berolahraga, tetap semangat, dan tidak menyerah pada keadaan.

Phoenix Sports Day 2025 membuktikan satu hal: Anak-anak disabilitas bisa tampil luar biasa. Mereka bukan hanya peserta, tapi pahlawan inspirasi yang mengubah pandangan masyarakat tentang kemampuan dan inklusi. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *