Bonarinews.com | DAIRI – Aksi intoleransi kembali mencoreng wajah keberagaman Indonesia. Kali ini, perusakan rumah ibadah di Sumatera Barat memicu reaksi keras dari Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kabupaten Dairi, yang menilai pemerintah gagal melindungi kebebasan beragama.
Ketua GAMKI Dairi, Januar Pasaribu, menyuarakan kekecewaannya terhadap lambannya sikap pemerintah dalam menangani kasus-kasus serupa yang terus berulang. Ia menyebut Menteri Agama telah gagal menjalankan perannya, dan menyerukan agar jabatan tersebut segera dicopot.
“Kejadian ini bukan yang pertama. Sikap pemerintah yang terkesan lamban dan kurang tegas dalam menangani intoleransi memicu keberulangan. Menteri Agama telah gagal menjaga kerukunan antarumat beragama. Copot Menteri Agama!” tegas Januar.
GAMKI Dairi pun mengajukan tiga tuntutan tegas. Pertama, meminta aparat segera menangkap dan memproses pelaku perusakan secara adil dan transparan. Kedua, mendorong peningkatan pendidikan keagamaan yang moderat serta penegakan hukum yang konsisten. Ketiga, memastikan perlindungan dan rasa aman bagi seluruh umat beragama untuk beribadah sesuai keyakinannya.
“Negara ini mengakui agama, tapi dalam praktiknya umat seringkali terhalangi saat hendak beribadah. Ini ironi yang menyakitkan,” ujar Januar.
GAMKI Dairi menyatakan akan terus memantau proses hukum atas kasus ini dan tak segan mengambil langkah lanjutan bila pemerintah tetap pasif. Mereka berharap kejadian ini menjadi momentum kebangkitan komitmen negara dalam menjaga kerukunan dan nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika.
“NKRI harga mati dalam perbedaan. Tangkap pelaku intoleransi dan tegakkan keadilan,” tutup Januar Pasaribu dengan lantang. (JP)