Perempuan di Toba Ditemukan Tak Bernyawa di Kamar Kos, Polisi Lakukan Penyelidikan

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, TOBA – Warga Desa Parparean I, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba, digemparkan oleh penemuan seorang perempuan berinisial AF (34) yang ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya, Senin (10/11/2025) malam.

Informasi tersebut dibenarkan oleh Kapolres Toba AKBP Vinsensius Jimmy Parapaga, melalui Kasat Reskrim Iptu Erikson David Hutauruk, yang disampaikan oleh Kasi Humas Polres Toba, AKP Bungaran Samosir, pada Selasa (11/11/2025).

Begitu menerima laporan dari warga, personel Polsek Porsea bersama Satreskrim Polres Toba langsung turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan awal.

Bungaran menjelaskan, kejadian bermula saat dua orang saksi berinisial DS (38) dan D (22) datang berkunjung ke kos korban di Desa Parparean I pada Senin malam.

“Ketika tiba di kos korban, mereka mendapati pintu terkunci dari dalam. Keduanya mengetuk pintu dan memanggil korban, namun tidak ada jawaban,” jelas Bungaran.

Saksi DS kemudian teringat, sebelumnya korban pernah mengatakan agar masuk dari pintu belakang jika ingin berkunjung, karena ia belum membayar uang kos dan takut bertemu dengan pemilik rumah.

“Mengingat pesan itu, saksi D mencoba membuka pintu dari dalam dengan menjulurkan tangannya melalui jendela. Setelah pintu terbuka, keduanya masuk dan mendapati korban sudah tidak bernyawa,” tutur Bungaran.

Kaget dengan temuan tersebut, kedua saksi langsung memberi tahu pemilik kos. Pemilik kos kemudian segera menghubungi pihak kepolisian.

Petugas yang datang ke lokasi langsung melakukan pemeriksaan dan memasang garis polisi di sekitar area kos. Polisi kemudian melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya korban. “Penyidik Satreskrim Polres Toba telah mengamankan lokasi dan mengumpulkan barang bukti,” imbuh Bungaran.

Korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Porsea untuk pemeriksaan tubuh korban oleh dokter forensik dr Panusunan Simatupang. Hasilnya? “Penyebab kematian korban disebabkan gantung diri dan tidak ditemukan luka-luka lain yang diduga tindak kekerasan,” kata Bungaran.

Lebih jauh Bungaran mengatakan, pihak keluarga telah menyampaikan permohonan kepada penyidik agar korban tidak diotopsi. Merekamenerima penyebab kematian korban karena gantung diri. “Mereka juga bersedia untuk membuati surat pernyataan penolakan tidak diotopsi,” pungkas terang Bungaran. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *