Bonarinews.com, Tangerang – Hidup di rumah reyot yang hampir roboh, bocor saat hujan, dan berguncang ketika angin kencang menjadi keseharian Micang (60). Lansia ini hidup sendiri, ditinggal istri dan anak, hanya mengandalkan belas kasih tetangga.
Tak jauh dari itu, Sunaryo (54) bersama istri dan tiga anaknya, yang selama ini bekerja menggarap kebun orang lain, juga tinggal di rumah yang sangat tidak layak huni.
Semua berubah Selasa (9/9). Micang menerima Rumah Siap Huni (HRSH) ke-547 dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (BMI), sedangkan Sunaryo menerima HRSH ke-548. Kini mereka memiliki rumah yang aman, nyaman, dan bisa tidur tenang tanpa takut atap roboh. Sunaryo bahkan berkata rumah barunya “tidak lagi seperti kandang ayam.”
Yang menarik, baik Micang maupun Sunaryo bukan anggota koperasi BMI. Namun, program ini membuktikan bahwa koperasi hadir untuk semua, tanpa memandang keanggotaan. Bantuan rumah ini juga merupakan hasil kerja sama dengan PT Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2), menunjukkan bahwa kolaborasi antara koperasi dan dunia usaha dapat mengubah hidup banyak orang yang membutuhkan.
Ketua Koperasi Pers Indonesia, Devis Karmoy, memberikan apresiasi tinggi atas langkah ini. “Ini langkah cerdas koperasi. Koperasi tidak hanya fokus pada anggotanya, tapi juga peduli pada masyarakat luas. Program seperti ini memberi dampak nyata bagi mereka yang membutuhkan,” ujarnya.
Penyerahan rumah ini disaksikan manajemen BMI, pejabat daerah, kepala desa, tokoh masyarakat, serta puluhan warga yang ikut merasakan kebahagiaan tak terkira. Rumah baru bukan sekadar bangunan, tapi simbol harapan baru bagi mereka yang hampir kehilangan asa.
Kini Micang dan Sunaryo bisa memulai hidup baru, tidur dengan tenang, dan menatap masa depan dengan senyum bahagia. Kisah mereka membuktikan bahwa kebaikan, kolaborasi, dan peran koperasi bisa mengubah hidup seseorang dengan cepat dan nyata. (Redaksi)