Tondano, Bonarinews.com – Kasus tragis menimpa mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado (FT Unima) berinisial G (24) yang ditemukan tewas gantung diri di kamar kosnya di Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Kejadian ini terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024, sekitar pukul 18.30 WITA.
Tempat Kejadian dan Penemuan
Mahasiswa tersebut ditemukan dalam kondisi tergantung di kamar kost nomor 23, Kelurahan Tataran Patar.
Anggota patroli rayon Samapta Polres Minahasa yang mendapat laporan dari warga langsung menuju lokasi kejadian dan menemukan korban sudah tidak bernyawa dengan kabel melilit di lehernya.
Penemuan ini mencengangkan banyak pihak dan segera memicu investigasi dari pihak berwenang.
Faktor Stres dan Kesehatan Korban
Menurut informasi yang dihimpun, G dikenal mengalami sejumlah masalah kesehatan yang serius, termasuk komplikasi ginjal, jantung, dan asam lambung.
Selain itu, korban juga dilaporkan mengalami stres berat karena proposal studinya yang belum disetujui oleh dosen pembimbing. Para saksi mengungkapkan bahwa G sering curhat mengenai beban berat yang dia rasakan, baik dari sisi kesehatan maupun akademik.
Kronologi Kejadian
Pada hari Jumat, 23 Agustus 2024, sekitar pukul 17.00 WITA, FM, seorang mahasiswa yang juga tinggal di kost tersebut, meninggalkan lokasi untuk sementara waktu.
Ketika ia kembali, FM menemukan G sudah dalam keadaan tergantung dan berusaha menolong, namun tubuh G sudah dingin.
FM segera menghubungi pihak keluarga dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.
Penjaga kost, RT, menyebutkan bahwa ia menerima laporan sekitar pukul 17.30 WITA mengenai kejadian tersebut dan langsung menuju ke lokasi. Setelah pemeriksaan, RT mengonfirmasi bahwa korban baru tiga hari tinggal di kost tersebut dan tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan fisik.
Tim INAFIS yang melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian juga menemukan bahwa kematian G murni akibat gantung diri.
Tindakan Kepolisian dan Imbauan
Pihak kepolisian telah melakukan berbagai tindakan, termasuk mengamankan lokasi kejadian, membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Tondano untuk pemeriksaan lebih lanjut, dan menghubungi keluarga korban.
Penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan untuk memastikan tidak adanya faktor lain yang mempengaruhi kematian korban.
Kapolres Minahasa, AKBP S. Sophian, mengingatkan masyarakat untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku orang-orang di sekitar mereka.
“Perhatikan perubahan sikap dan perilaku, karena mungkin mereka sedang menghadapi masalah berat yang tidak terlihat,” ujar AKBP S. Sophian.
Dengan berita ini, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam mendeteksi tanda-tanda stres atau masalah mental pada diri sendiri atau orang di sekitar mereka, serta memberikan dukungan yang diperlukan.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Jika kamu mendengar seseorang bercerita tentang beban berat atau masalah emosional yang serius, berikut langkah-langkah yang bisa diambil untuk mendukung mereka:
- Dengarkan dengan Empati : Berikan perhatian penuh dan dengarkan tanpa menghakimi. Tunjukkan rasa peduli dan siap untuk mendengar cerita mereka.
- Tawarkan Dukungan Praktis : Bantu mereka mencari solusi atau dukungan tambahan, seperti mengarahkan mereka ke layanan konseling atau profesional kesehatan mental.
- Jangan Abaikan Tanda-tanda Bahaya : Jika mereka menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan seperti ide bunuh diri, segera hubungi layanan darurat atau dukungan krisis.
- Jaga Kerahasiaan : Hormati privasi mereka dan jangan menyebarluaskan informasi pribadi tanpa izin, kecuali jika ada risiko nyata terhadap keselamatan mereka.
- Ikut Serta dalam Pencarian Bantuan Profesional : Dorong mereka untuk berbicara dengan seorang profesional dan tawarkan bantuan dalam proses tersebut, seperti membuat janji atau mendampingi mereka.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, kamu dapat memberikan dukungan yang berarti dan membantu mencegah kemungkinan tragedi lebih lanjut.
Penulis: Priskila Theodora