Bonarinews.com, MEDAN – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mempercepat pembangunan Sekolah Rakyat (SR) sebagai upaya mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan. Program ini menargetkan 100 sekolah dengan kapasitas 1.000 siswa per sekolah, mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA dengan sistem asrama.
Kepala Dinas Sosial Sumut, Asren Nasution, menjelaskan bahwa program ini merupakan tindak lanjut arahan Presiden RI pada Maret 2025, untuk memulai pembangunan Sekolah Rakyat pada periode 2025–2026. Sekolah ini ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem (Desil 1) dan miskin (Desil 2), termasuk mereka yang putus sekolah, dengan tujuan membentuk agen perubahan di lingkungan keluarga miskin.
“Hingga tahun ini, enam Sekolah Rakyat sudah dibangun dengan 25 rombongan belajar dan 625 siswa, tersebar di Medan, Deliserdang, Tebingtinggi, Padangsidimpuan, dan Tapanuli Selatan,” ujar Asren Nasution. Ia menambahkan, tahun 2026 rencana pembangunan lima sekolah lagi telah disiapkan di beberapa kabupaten/kota.
Sekolah Rakyat menggunakan konsep asrama di atas lahan 5–10 hektare, memanfaatkan aset Kemensos, Pemda, perguruan tinggi, dan pemerintah lainnya. Anak-anak yang mengikuti sekolah ini dipilih berdasarkan data UPT Dinas Sosial, dengan prioritas keluarga miskin ekstrem yang berpendidikan rendah dan berisiko putus sekolah.
Program ini diharapkan dapat menurunkan angka putus sekolah, meningkatkan kualitas pendidikan, dan membantu keluarga miskin mencapai kehidupan lebih baik. Data September 2024 menunjukkan terdapat 3,17 juta penduduk miskin ekstrem di Indonesia, sebagian besar berpendidikan SD ke bawah.
Sekretaris Dinas Sosial Sumut, para Kabid, dan jajaran terkait hadir dalam konferensi pers bertema “Memutus Mata Rantai Kemiskinan dan Perlindungan Kelompok Rentan” di Kantor Gubernur Sumut, Medan, Senin (13/10/2025). (Redaksi)