Jakarta, Bonarinews.com – Pemberantasan merokok di Indonesia menjadi fokus utama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi dampak negatif dari kebiasaan merokok. Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) melalui penelitian yang dilakukan oleh Anggi Pratama Gunawan, Feliciana Natali, dan Theodora Alicia dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, membahas strategi pemerintah dan hasil yang telah dicapai dalam mengatasi masalah merokok di Indonesia.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa sekitar 33,8% penduduk Indonesia merokok, dengan prevalensi tinggi di kalangan laki-laki dewasa mencapai 62,9%. Tingginya angka perokok ini menempatkan Indonesia di posisi pertama di Asia dalam hal persentase perokok, dengan prevalensi mencapai 70,5%.
Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi masalah ini, termasuk menetapkan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa produk tembakau adalah zat adiktif yang harus dikendalikan konsumsinya. Selain itu, pemerintah juga menetapkan kawasan tanpa rokok di tempat-tempat umum seperti rumah sakit, terminal bus, dan transportasi umum.
Meskipun demikian, tantangan dalam pemberantasan rokok masih besar. Budaya merokok yang kuat dan perlawanan dari industri rokok menjadi hambatan utama. Rokok kretek, yang merupakan campuran tembakau dan cengkeh, telah menjadi bagian dari identitas budaya Indonesia, membuat upaya pemberantasan semakin sulit.
Penelitian UKRIDA menunjukkan bahwa upaya pemerintah untuk memasang pamflet anti-rokok, mengadakan sosialisasi, dan menayangkan acara bincang-bincang tentang bahaya rokok, perlu ditingkatkan. Kerjasama dengan universitas dan sekolah juga dianggap penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok.
Orang tua dan keluarga memiliki peran penting dalam mengawasi anak-anak agar tidak merokok. Edukasi tentang dampak buruk merokok harus lebih sering dilakukan di rumah dan sekolah. Pemerintah juga didorong untuk meningkatkan pajak rokok dan menyediakan layanan dukungan bagi mereka yang ingin berhenti merokok.
Dengan komitmen dan kerjasama dari semua pihak, Indonesia diharapkan dapat mengurangi prevalensi merokok dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara signifikan. (BN-01)