Bonarinews.com, Jakarta — Pemerintah kembali membuka Program Pemagangan Lulusan Perguruan Tinggi Batch II tahun 2025 sebagai bagian dari implementasi Paket Ekonomi 8+4+5 yang diluncurkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atas arahan Presiden. Program ini bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja bagi lulusan baru serta meningkatkan kompetensi dan pengalaman kerja mereka di dunia industri.
Program ini menyasar lulusan Diploma (D1–D4) dan Sarjana (S1) yang lulus dalam kurun waktu maksimal satu tahun terakhir. Melalui pemagangan selama enam bulan, peserta akan mendapatkan pengalaman langsung di perusahaan mitra serta pendampingan dari mentor profesional.
“Program ini menjadi jembatan antara dunia pendidikan dan dunia kerja agar lulusan baru memiliki pengalaman dan keterampilan sesuai kebutuhan industri,” demikian penjelasan Kementerian Ketenagakerjaan dalam rilis resminya.
Pada Batch II ini, pemerintah menargetkan 80.000 peserta yang akan mengikuti program pemagangan mulai 24 November 2025 hingga 23 Mei 2026. Selama masa magang, peserta akan memperoleh uang saku setara upah minimum yang dibayarkan langsung oleh pemerintah melalui Bank Himbara. Selain itu, peserta juga mendapatkan perlindungan jaminan sosial tenaga kerja (JKK dan JKM).
Setiap peserta akan dibimbing oleh mentor dari perusahaan tempat magang, dan perusahaan diwajibkan melaporkan kemajuan kegiatan magang setiap bulan kepada Kementerian Ketenagakerjaan.
Adapun jadwal pelaksanaan program adalah sebagai berikut:

- 24 Oktober–5 November 2025: Pendaftaran perusahaan penyelenggara
- 6–12 November 2025: Pendaftaran peserta dan pemilihan lowongan
- 12–20 November 2025: Seleksi oleh perusahaan
- 21 November 2025: Pengumuman kelulusan peserta
- 24 November 2025–23 Mei 2026: Pelaksanaan magang
Pendaftaran dilakukan secara daring melalui platform SIAPKerja di laman https://maganghub.kemnaker.go.id. Data calon peserta yang memenuhi syarat akan dipadankan dengan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Pemerintah berharap program ini dapat menjadi solusi konkret dalam mempercepat transisi lulusan perguruan tinggi ke dunia kerja sekaligus mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. (Redaksi)