Pangihutan Sirumapea Soroti Tantangan Pemilu 2024: Pentingnya Inklusi dan Aksesibilitas

Bagikan Artikel

MEDAN, BONARINEWS – Pasca-Pemilu kemarin, pengamat pemilu, Pangihutan Sirumapea, memberikan sorotan tajam dan catatan yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas dan inklusi dalam proses demokrasi. Dari pengamatannya di lapangan, Jumat (16/2/2024), Pangihutan menyoroti beberapa aspek yang masih perlu diperbaiki demi terciptanya Pemilu yang lebih inklusif dan nyaman bagi semua pemilih.

Salah satu catatan utama yang diungkapkan Pangihutan adalah adanya Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang kurang ramah dan nyaman bagi pemilih. Dia mencatat bahwa beberapa lokasi TPS memiliki kendala, seperti tempat yang sempit di halaman rumah dengan tenda yang tidak optimal dan tempat duduk yang kurang memadai.

Pangihutan juga menyoroti kondisi cuaca pada hari Rabu saat Pemilu, yang cukup terik dan membuat pemilih kurang nyaman, terpaksa mencari tempat berteduh. Dia mengingatkan akan pentingnya memastikan kenyamanan pemilih, terutama mengingat suhu dan cuaca yang mungkin tidak terduga.

Terkait penyandang disabilitas dan pengguna kursi roda, Pangihutan menegaskan bahwa mereka seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari penyelenggara Pemilu. Dia menyoroti kurangnya fasilitas dan aksesibilitas yang membuat pemilih disabilitas tidak merasa nyaman. Pangihutan menekankan bahwa hal ini seharusnya telah menjadi perhatian serius dari KPU hingga tingkat terendah, yaitu Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Sudah diatur dalam UU, hak pilih mereka harus diberi ruang nyaman dan fasilitas khusus.

Pangihutan menyarankan agar KPU benar-benar mendata penyandang disabilitas pengguna kursi roda sehingga TPS yang nyaman dan memadai dapat disiapkan untuk mereka. Selain itu, pada tahap Bimtek, petugas KPPS yang bertugas di TPS dengan pemilih disabilitas harus diberi pemahaman yang cukup agar tidak muncul permasalahan di lapangan.

Meskipun secara umum Pemilu berjalan kondusif dan lancar, Pangihutan menekankan bahwa catatan-catatan seperti yang dialami oleh pemilih disabilitas harus menjadi pelajaran berharga bagi pihak penyelenggara Pemilu.

Harapannya adalah agar fasilitas untuk penyandang disabilitas, terutama pengguna kursi roda, benar-benar dipersiapkan dengan baik pada Pilkada bupati/walikota dan gubernur ke depan.

Selengkapnya, Pangihutan berharap hal ini menjadi dorongan untuk menciptakan Pemilu yang lebih ramah dan inklusif bagi semua warga negara. (BN-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *