Bonarinews.com, Medan – Ribuan warga dari berbagai kalangan menggelar aksi damai di Kantor Gubernur Sumatera Utara pada Senin (10/11/2025). Aksi ini diikuti pendeta, pastor, suster, akademisi, pegiat lingkungan, serta masyarakat lintas iman, termasuk Kristen, Muslim, dan penganut agama lainnya, yang menuntut tegaknya hak asasi manusia dan kelestarian alam di Sumatera Utara.
Koordinator aksi, Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan mengatakan, gerakan ini lahir dari kerinduan tulus akan keadilan, bukan kebencian atau kepentingan pribadi. Dalam pesannya kepada peserta yang dia tulis di akun Facebooknya, mengingatkan pentingnya menjaga kedamaian dan ketertiban selama aksi berlangsung. “Damai bukan hanya nama, tetapi juga suasana hati dan cara bertindak. Mari hindari provokasi, kekerasan, dan tindakan anarkis,” ujarnya.
Ephorus Victor Tinambunan menambahkan, peserta aksi harus fokus pada tujuan utama, yakni meminta Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menunjukkan keberpihakan nyata terhadap korban kekerasan akibat aktivitas PT Toba Pulp Lestari (PT TPL) serta kelestarian alam. Ia menegaskan, tuntutan tersebut termasuk dorongan agar Gubernur menerbitkan surat rekomendasi penutupan PT TPL kepada Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Kehutanan.
Pihak kepolisian turut mengawal aksi dengan profesional. “Kami mengapresiasi upaya aparat kepolisian yang memastikan jalannya aksi tetap aman dan tertib. Semoga aksi ini menjadi contoh perjuangan yang bermartabat dan damai,” tambah Tinambunan.
Aksi yang mengusung tagar #SaveTanoBatak dan #TUTUPTPL ini juga menjadi momentum refleksi bagi masyarakat akan pentingnya merawat bumi ciptaan Tuhan serta membela hak-hak masyarakat yang terdampak kerusakan lingkungan. Para peserta menutup kegiatan dengan doa bersama, memohon damai, keselamatan, dan bimbingan Tuhan dalam perjuangan ekologis mereka. (Redaksi)