Menyongsong Indonesia Tanpa Hutan, Masa Depan Terancam

Bagikan Artikel

Oleh: Nikita Rose Claudia Siahaan

Belakangan, deforestasi di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Sepanjang 2024–2025, hutan di Kalimantan, Sumatra, dan Papua terus berkurang. Penyebabnya banyak: perluasan kebun sawit, proyek pembangunan besar, dan izin industri yang semakin longgar. Dampaknya bukan hanya soal lingkungan. Kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat yang bergantung pada hutan ikut terdampak.

Hutan yang hilang berarti fungsi pentingnya pun hilang. Penyimpanan karbon terganggu, cuaca jadi ekstrem, air sulit ditahan di tanah. Akibatnya, banjir, tanah longsor, dan panas ekstrem semakin sering terjadi. Dampak ini dirasakan semua orang, termasuk yang jauh dari hutan. Udara kotor saat kebakaran hutan, harga pangan naik karena produksi terganggu—deforestasi nyata mempengaruhi hidup sehari-hari kita.

Deforestasi juga memperburuk ketimpangan sosial. Komunitas adat dan penduduk lokal kehilangan sumber penghidupan saat hutan berubah jadi wilayah industri. Mereka kehilangan pangan, obat alami, dan ruang budaya. Sementara keuntungan ekonomi mengalir ke korporasi besar. Ketidakadilan ini membuat deforestasi bukan sekadar soal lingkungan, tapi juga soal keadilan sosial.

Di level global, Indonesia seharusnya bisa jadi contoh. Hutan tropis kita salah satu yang terbesar di dunia. Namun, pengelolaan yang tumpang tindih, pengawasan lemah, dan hukum yang kurang tegas membuat pembalakan liar dan penyalahgunaan izin masih terjadi. Tanpa tata kelola yang baik, janji Indonesia untuk perubahan iklim hanya menjadi kata-kata kosong.

Solusinya harus menyeluruh. Pemerintah perlu ketat mengawasi izin dan memastikan industri berjalan ramah lingkungan. Program restorasi hutan harus nyata, jangka panjang, dan melibatkan masyarakat lokal. Perusahaan wajib bertanggung jawab agar rantai pasok bebas dari deforestasi. Masyarakat juga bisa berperan: pilih produk ramah lingkungan dan pantau kebijakan pemerintah. Masalah ini berat, tapi bisa diatasi jika kita bergerak bersama.

Hilangnya hutan berarti hilangnya penjaga ekosistem yang menjaga kehidupan manusia. Jika kita ingin Indonesia tetap nyaman dan sehat untuk generasi mendatang, menjaga hutan harus jadi prioritas. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua.

Penulis adalah Mahasiswa Ukrida Jakarta, Prodi Psikologi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *