Kucuran Dana Rp200 Triliun: Solusi Ekonomi atau Beban Baru?

Bagikan Artikel

Bonarinews.com – Menteri Keuangan Purbaya mengumumkan langkah besar: Pemerintah mengucurkan likuiditas sebesar Rp200 triliun ke perbankan, terutama bank-bank BUMN, yang wajib disalurkan untuk kredit. Tujuannya jelas: mempercepat pemulihan ekonomi, membuka akses modal, dan mendorong pertumbuhan usaha rakyat.

Angka ini memang fantastis. Rp200 triliun bisa menjadi mesin baru bagi ekonomi Indonesia. Namun, pertanyaan penting harus diajukan: siapa sebenarnya yang akan menikmati dana raksasa ini? Rakyat kecil, atau justru konglomerat yang sejak lama lebih mudah mengakses kredit perbankan?

Selama ini, pelaku UMKM—yang menjadi tulang punggung ekonomi—sering mengeluhkan sulitnya memperoleh pinjaman. Syaratnya rumit, jaminan memberatkan, bunganya tinggi. Tidak heran jika mereka kalah bersaing dengan perusahaan besar yang sekali mengajukan pinjaman bisa bernilai miliaran rupiah. Jika pola lama ini dibiarkan, Rp200 triliun hanya akan memperlebar jurang ketimpangan.

Tentu, langkah pemerintah patut diapresiasi. Kredit produktif memang jauh lebih bermanfaat ketimbang dana mengendap. Tetapi kebijakan sebesar ini tanpa pengawasan ketat justru bisa menimbulkan risiko. Jika bank dipaksa menyalurkan kredit tanpa mekanisme yang jelas, angka kredit macet bisa meningkat, sementara tujuan membantu rakyat kecil tidak tercapai.

Karena itu, ada beberapa hal mendesak yang perlu dijawab pemerintah. Pertama, seberapa besar porsi kredit ini yang benar-benar dialokasikan untuk UMKM, petani, nelayan, dan pedagang kecil? Kedua, bagaimana jaminan transparansinya? Publik berhak tahu ke mana saja aliran dana Rp200 triliun ini. Ketiga, apakah ada pendampingan? Kredit tanpa pembinaan hanya akan menambah utang, bukan kesejahteraan.

Rp200 triliun adalah angka besar, tapi nilai sejatinya bergantung pada seberapa jauh ia bisa menggerakkan ekonomi rakyat. Bila tepat sasaran, ini bisa menjadi tonggak penting sejarah ekonomi Indonesia. Namun jika salah kelola, yang lahir bukan pertumbuhan, melainkan masalah baru.

Dana sebesar ini adalah amanah. Jangan biarkan ia berhenti di meja elit. Pastikan setiap rupiah yang dikucurkan benar-benar menjadi nafas baru bagi rakyat kecil untuk bangkit. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
Hello 👋
Can we help you?