Konsumsi Menguat, Persaingan Makin Berat: Pemprov Sumut Dorong UMKM Percepat Digitalisasi

Bagikan Artikel

Medan, Bonarinews.com — Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumatera Utara, Naslindo Sirait, menegaskan bahwa pelaku UMKM harus bergerak lebih cepat untuk menangkap peluang pertumbuhan konsumsi sekaligus menghadapi tekanan persaingan yang semakin ketat. Hal itu ia sampaikan dalam Business Talk bertema “Unlocking UMKM Potential: Kolaborasi Pemerintah, Investor, dan Koperasi untuk Mendorong Scale-Up Bisnis” di Hotel Mercure Medan, Rabu (10/12).

Naslindo menyebutkan bahwa indeks kepercayaan konsumen Indonesia naik menjadi 124 poin, menandakan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi. Peningkatan kredit konsumsi hingga Oktober juga menunjukkan tingginya permintaan pada sektor makanan-minuman, rekreasi, hingga perjalanan. “Pasar sedang tumbuh. Ini momentum bagi UMKM untuk memperbesar skala bisnis,” ujarnya.

Penjualan eceran nasional hingga September tercatat naik 3,7 persen, didorong pertumbuhan kuat pada kelompok makanan-minuman. Sementara inflasi turun dari 2,8 persen menjadi 2,7 persen pada November, memberi ruang bagi daya beli tetap stabil.

Namun, di tengah peluang tersebut, Naslindo mengingatkan potensi ancaman. Produk impor dan ilegal, termasuk pakaian bekas, terus meningkat, sehingga menekan daya saing pelaku usaha lokal. Selain itu, sebagian besar UMKM masih tertinggal dalam transformasi digital. “Sebanyak 76 persen UMKM belum memanfaatkan internet untuk bisnis, dan lebih dari separuh tidak melakukan analisis pasar. Ini membuat mereka rentan,” katanya.

Ia juga menyoroti pergeseran perilaku belanja konsumen, terutama generasi muda, yang kini mengutamakan produk lokal dengan cerita autentik, interaksi di media sosial, dan aspek keberlanjutan. Selain itu, penetrasi layanan buy now pay later yang digunakan lebih dari 40 persen masyarakat turut mengubah pola konsumsi. “UMKM harus aktif di media sosial dan konsisten membuat konten. Tanpa itu, mereka akan tertinggal,” tegasnya.

Untuk memperkuat daya saing, Naslindo menggarisbawahi lima kebutuhan prioritas UMKM: peningkatan kualitas SDM, pemanfaatan teknologi tepat guna, penguatan akses informasi, respons cepat terhadap perubahan pasar, serta penetapan target pertumbuhan yang lebih terukur.

Pemprov Sumut sendiri menetapkan empat fokus program: penguatan permodalan, penguatan kelembagaan usaha, akselerasi teknologi, dan pengembangan ekosistem kolaboratif antara pemerintah, investor, koperasi, dan pelaku usaha. “Kami ingin UMKM Sumut lebih berani mengambil keputusan, adaptif, dan siap menghadapi ketidakpastian global,” ujarnya.

Naslindo optimistis, dengan kolaborasi lintas sektor, UMKM dapat memperkuat posisi pasar di tengah derasnya arus impor. “Kuncinya adaptasi, inovasi, dan kerja sama. Itulah yang akan menentukan daya saing kita ke depan,” katanya.

Reporter Lindung Silaban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *