Bonarinews.com, Medan – Banyak orang bisa mengucapkan janji, tetapi tidak semua mampu menjaganya. Kesetiaan bukan sekadar kata-kata manis—melainkan karakter yang dibentuk melalui proses panjang dan kesungguhan. Pesan inilah yang menggugah para pegawai Dishub Sumut dalam kebaktian pembinaan mental, Jumat (14/11/2025) di Command Center Room, Jalan Imam Bonjol No 61 Medan.
Dalam kotbahnya, Pendeta Jemmy Sembiring mengangkat dasar firman dari Lukas 16:10 yang berbunyi, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.” Ayat ini menjadi titik tekan bahwa kesetiaan bermula dari tindakan kecil yang konsisten setiap hari—bukan dari pencapaian besar yang terlihat oleh banyak orang.
Pdt Jemmy menegaskan, karakter setia dibangun dari tiga sikap utama: konsisten, resisten, dan setia sampai akhir. Konsisten dalam hal kecil, mampu bertahan di tengah tekanan, serta tetap fokus menyelesaikan tugas hingga tuntas.
“Kesetiaan tidak diukur dari apa yang kita ucapkan, tetapi dari apa yang kita selesaikan,” ujarnya di hadapan para ASN dan non-ASN yang hadir.
Untuk memperjelas makna kesetiaan, ia membawakan kisah dua pelari maraton yang sangat berbeda.

Pertama, Shizo Kanakuri dari Jepang yang meninggalkan lomba tanpa kabar sehingga dianggap hilang.
Sebaliknya, John Akhwari dari Tanzania bertahan hingga garis akhir meski cedera parah. Ketika ditanya alasannya, jawabannya menjadi legenda:
“Negaraku tidak mengirimku untuk memulai perlombaan, tetapi untuk menyelesaikannya.”
Menurut Pdt Jemmy, kedua kisah tersebut menunjukkan, kesetiaan bukan tentang memulai sesuatu dengan mudah, melainkan bertahan dan menuntaskannya meski keadaan tidak mendukung.
Ibadah berlangsung khidmat, diiringi pujian, pembacaan firman, dan doa bersama. Para pegawai tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang memberikan penyegaran rohani di tengah rutinitas kerja.
Dishub Sumut berharap pembinaan rohani seperti ini dapat memperkuat karakter dan integritas para pegawai, sehingga nilai-nilai kesetiaan—sebagai wujud tanggung jawab dan profesionalisme—benar-benar tampak dalam pelayanan kepada masyarakat.
Kegiatan ini juga direncanakan berlangsung secara rutin untuk menjaga keseimbangan spiritual dan performa aparatur. (Redaksi)