Wamena, Bonarinews.com – Di tengah berbagai kisah tentang solidaritas untuk para korban bencana ekologis di Tapanuli, muncul satu cerita kecil yang justru terasa sangat besar maknanya. Cerita itu datang dari Wamena, Papua, melalui seorang anak Sekolah Minggu HKBP Shalom bernama Karina Simanjuntak.
Karina, yang masih duduk di bangku sekolah dasar, telah lama mengumpulkan uang di celengannya dengan satu tujuan sederhana: membeli sepeda impiannya. Namun ketika ia mendengar kabar tentang saudara-saudaranya di Tapanuli yang tengah berduka dan kehilangan akibat bencana, ia membuat keputusan yang jauh lebih besar dari usianya.
Dengan hati tulus, Karina memilih membatalkan keinginannya membeli sepeda dan menyerahkan seluruh tabungannya sebagai donasi untuk membantu para korban.
“Kasih tidak diukur dari besar kecilnya pemberian, tetapi dari ketulusan hati,” demikian pesan yang disampaikan melalui unggahan Ephorus HKBP Pendeta Dr. Victor Tinambunan, yang memposting kisah Karina di akun Facebook pribadinya satu jam lalu. Unggahan tersebut berasal dari laporan Risman Ramos Sinurat dari Papua.
Respons publik pun langsung mengalir. Hingga saat narasi ini ditulis, postingan tentang Karina telah mendapat 1.216 emotikon suka dan cinta, 104 komentar, serta dibagikan 24 kali. Banyak yang menuliskan rasa haru dan ucapan terima kasih atas ketulusan hati anak kecil yang berani melepaskan impiannya demi orang lain.
Persembahan kecil dari seorang anak di Wamena ini menjadi pengingat bahwa kasih tidak mengenal jarak, usia, ataupun keadaan. Di tengah kesedihan akibat bencana, tindakan Karina memberi secercah harapan dan mengajak banyak orang untuk saling menopang, saling menguatkan, serta tidak berhenti berbuat baik.
Tuhan memberkati langkahmu, Karina—dan semoga ketulusanmu menggerakkan banyak hati di seluruh penjuru negeri.
Reporter: Lindung Silaban