Hong Kong, Bonarinews.com — Jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal dalam kebakaran apartemen Wang Fuk Court, Tai Po, Hong Kong, bertambah menjadi sembilan orang. Data ini disampaikan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) setelah memperoleh rilis terbaru dari kepolisian Hong Kong (HKPF) pada Minggu, 30 November 2025.
Menurut Kemenlu RI, dua tambahan WNI tewas dan satu orang mengalami luka-luka. Seluruh data diperoleh setelah proses pencocokan dan verifikasi korban oleh unit verifikasi Hong Kong.
KJRI Hong Kong mencatat ada 140 WNI yang bekerja sebagai pekerja domestik di kompleks tersebut. Lebih dari separuh telah dipastikan keberadaannya melalui penelusuran langsung, sementara sisanya masih dalam proses verifikasi karena adanya perbedaan data lokasi dan laporan majikan.
Juru bicara Kemenlu, Yvonne Mewengkang, menegaskan pemerintah terus berkomunikasi secara berkala dengan keluarga korban. Pemerintah juga memfasilitasi seluruh kebutuhan administrasi dan proses pemulangan jenazah, meski jadwal kepastian pemulangan menunggu hasil identifikasi lanjutan dari pihak Hong Kong.
“Tim koordinasi keluarga dari KJRI memastikan keluarga korban mendapatkan informasi terbaru secara rutin dan memfasilitasi proses identifikasi serta administrasi jenazah,” ujar Yvonne.
Sementara itu, pemerintah Hong Kong melaporkan total korban tewas akibat kebakaran meningkat menjadi 146 orang. Sebanyak 159 orang yang sebelumnya hilang telah ditemukan selamat, sementara 40 lainnya masih belum diketahui keberadaannya. Korban luka mencapai 79 orang.
Kebakaran yang terjadi pada 26-27 November 2025 itu melanda delapan menara hunian yang menampung sekitar 4.000 orang. Diduga, konstruksi perancah bambu dan panel penutup jendela mempercepat penyebaran api.
Hingga kini, proses pencarian jenazah dan investigasi penyebab kebakaran masih berlangsung. Sekitar 800 penghuni telah dievakuasi ke hotel atau tempat penampungan sementara, dan pihak berwenang memperingatkan jumlah korban bisa bertambah seiring ditemukannya lebih banyak jenazah di blok-blok yang belum sepenuhnya diperiksa.
Proses pemulangan WNI dan bantuan bagi keluarga korban terus dilakukan KJRI Hong Kong sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang terdampak musibah. (Redaksi)