Irigasi Jebol Dibiarkan Berbulan-bulan, Petani di Padang Bolak dan Portibi Menjerit! BWS Diminta Jangan Tutup Mata

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, Paluta — Ratusan hektar sawah di Kecamatan Padang Bolak dan Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), kini kering dan tak bisa digarap. Pasalnya, saluran irigasi di Desa Gunungtua Baru yang menjadi sumber utama pengairan warga sudah jebol sejak Mei 2025, namun hingga kini belum juga diperbaiki.

Kondisi ini membuat para petani menjerit. Mereka kehilangan sumber pengairan dan terancam gagal panen. Sejumlah tokoh masyarakat pun angkat bicara, mendesak Balai Wilayah Sungai (BWS) dan pemerintah segera turun tangan.

Tongku Fauzan Siregar, tokoh masyarakat Gunung Manaon Kecamatan Portibi, menilai pihak berwenang seolah tak memiliki kepedulian terhadap penderitaan petani.

“Ya Allah, terbuat dari apa hati nurani pihak BWS? Sudah lima bulan lebih irigasi rusak, tapi belum juga ada penanganan. Sawah di Padang Bolak dan Portibi kering total,” ujarnya dengan nada kesal, Selasa (21/10).

Ia menjelaskan, irigasi di Gunungtua Baru merupakan sumber utama pengairan untuk ratusan hektar lahan di dua kecamatan tersebut. Sejak jebol, aliran air terputus total sehingga para petani tidak bisa menanam padi.

“Pemda sudah meninjau lokasi, bahkan Pak Wakil Bupati sudah datang. Tapi sampai sekarang belum ada perbaikan. Jangan cuma pencitraan, seharusnya ada langkah darurat supaya petani tidak sengsara,” tegasnya.

Tokoh masyarakat lainnya, Gumuru Dasopang, juga menyoroti hal yang sama. Ia meminta BWS dan dinas terkait segera bertindak agar kegiatan pertanian warga bisa kembali berjalan.

“Bertani itu sumber hidup masyarakat di sini. Kalau tidak bisa menanam, tentu berat sekali memenuhi kebutuhan hidup. Padi itu makanan pokok, kalau sawah kering, masyarakat makin susah,” ujarnya.

Ia menambahkan, irigasi yang jebol bukan hanya berdampak pada pertanian, tapi juga mengguncang roda ekonomi masyarakat. Sawah-sawah yang dulunya subur kini kering kerontang, karena air tidak lagi mengalir.

“Pemerintah provinsi dan pusat jangan diam saja. BWS harus segera turun ke lokasi dan buat penanganan khusus. Jangan tutup mata, karena akibatnya sudah jelas: petani menderita,” tambahnya.

Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Sumatera Utara, Muniruddin Ritonga, S.H.I., M.Ag., ikut angkat suara. Ia mendesak pihak eksekutif dan BWS segera menindaklanjuti kerusakan tersebut.

“Masalah ini menyangkut hajat hidup orang banyak. DPRD mendorong agar BWS segera memperbaiki irigasi Gunungtua Baru supaya manfaatnya bisa kembali dirasakan masyarakat. Jangan tutup mata terhadap penderitaan petani,” tegasnya.

Kini, masyarakat Padang Bolak dan Portibi hanya bisa berharap agar pemerintah dan BWS segera bertindak nyata, sebelum sawah mereka benar-benar kehilangan daya tanam dan penghidupan warga makin terpuruk. (TH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *