Guru di Medan Bersemangat dalam Pelatihan Anti-Perundungan dan Kekerasan

Bagikan Artikel

Medan, Bonarinews.com – Dalam upaya meningkatkan kompetensi guru terkait perundungan, kekerasan, dan kekerasan seksual, pelatihan intensif yang dijadwalkan selama empat hari dari 4 hingga 7 Juni 2024, resmi dibuka hari ini. Kegiatan ini dibuka oleh Sitti Nurliani Tarigan S.Pd, PKS Kurikulum, yang mewakili Kepala Sekolah SLB Negeri Pembina. Pelatihan ini bertujuan memperkuat pemahaman dan keterampilan guru dalam menangani berbagai bentuk kekerasan di sekolah.

Sesi pertama setelah jeda istirahat, menampilkan Inggrit Puspita Sari dari Universitas Sari Mutiara yang membahas isu krusial tentang perundungan. Inggrit memaparkan pengertian perundungan, jenis-jenisnya, ciri-ciri anak yang menjadi korban, dampak psikologis, serta cara mengatasi dampaknya.

Inggrit juga menyampaikan tentang hukuman perilaku perundungan berdasarkan KUHP, seraya mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencegah perundungan dengan pesan kuat, “Stop Perundungan untuk Generasi Bangsa.”

Namun, yang paling menarik dari pelatihan ini adalah antusiasme dan semangat tinggi dari para guru yang hadir. Sesi tanya jawab penuh gairah menampilkan keprihatinan mendalam mereka terhadap isu perundungan dan kekerasan.

Meinarti, seorang guru di SLB Negeri Pembina menanyakan tindakan yang harus diambil ketika menyaksikan ada anak terus-menerus dirundung tetangga karena tidak melanjutkan sekolah. Turino, guru SLB lainnya, mempertanyakan hak guru untuk melaporkan siswa yang merundung guru ke pihak berwajib, terutama ketika insiden seperti ini berulang.

Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi para guru dalam menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah. Mereka tidak hanya peduli pada siswa, tetapi juga pada dampak perundungan yang meluas ke masyarakat sekitar. Keterlibatan aktif para guru ini menunjukkan keseriusan mereka dalam mencari solusi praktis dan dukungan hukum untuk mengatasi perundungan dan kekerasan.

Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat peran guru sebagai pelindung dan pembimbing yang tidak hanya mengajarkan akademik tetapi juga nilai-nilai sosial yang penting. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan ini, para guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan mendukung, serta menginspirasi upaya kolektif untuk mengakhiri perundungan dan kekerasan demi masa depan yang lebih baik bagi generasi muda. (BN-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *