Gunung Semeru di Jawa Timur Naik Status Jadi Awas, 300 Warga Dievakuasi

Bagikan Artikel

Lumajang, Bonarinews.com – Aktivitas Gunung Semeru meningkat menjadi level IV atau “Awas” pada Rabu sore pukul 17.00 WIB. Kenaikan ini terjadi hanya satu jam setelah sebelumnya berada di level III atau “Siaga”. Pusat Pengendalian Operasi BNPB memantau situasi dengan seksama untuk memastikan dampak erupsi dapat ditangani, termasuk kemungkinan pengungsian warga.

Data sementara menunjukkan tiga desa terdampak di dua kecamatan, yaitu Desa Supit Urang dan Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro. Petugas BPBD bersama instansi terkait telah mengevakuasi sekitar 300 warga ke lokasi pengungsian sementara, seperti Balai Desa Oro-Oro Ombo yang menampung 200 orang dan SD 2 Supit Urang yang menampung 100 orang. Pendataan pengungsi masih terus dilakukan.

Erupsi terjadi sekitar pukul 14.13 WIB dengan awan panas guguran meluncur kurang dari 13 kilometer ke arah tenggara dan selatan. Pemerintah mengimbau warga untuk menjauhi sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 kilometer dari puncak, serta menjaga jarak minimal 500 meter dari tepi sungai di luar area tersebut karena berpotensi terkena awan panas dan lahar.

Masyarakat juga diminta tidak berada dalam radius 8 kilometer dari kawah puncak untuk menghindari lontaran batu pijar. Potensi bahaya lain, seperti awan panas, guguran lava, dan aliran lahar, harus diwaspadai di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Semeru, termasuk Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, dan anak-anak sungainya.

Sebelumnya, PVMBG menaikkan status Semeru dari level II atau “Waspada” ke level III pada pukul 16.00 WIB. Dengan status terbaru level IV, Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan tanggap darurat selama tujuh hari, mulai 19 hingga 26 November 2025. Pos komando darurat segera diaktifkan untuk memastikan koordinasi dan penanganan bencana berjalan efektif.

Warga diimbau tetap tenang, mematuhi arahan petugas, dan menjauhi kawasan rawan agar risiko akibat erupsi dapat diminimalkan. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *