Bonarinews.com, SIKKA — Sore itu, Jumat 17 Oktober 2025, langit Maumere memantulkan cahaya keemasan di atas Lapangan Futsal Gelora Samador. Di depan pintu masuk lapangan itu, suasana tampak semarak. Sejumlah tokoh olahraga, pelatih nasional, dan pengurus futsal disambut dengan hangat dalam nuansa budaya khas Sikka yang sarat makna.
Diiringi senyum ramah para panitia, Ketua Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) NTT, Jimi W. B. Sianto, SE, MM, bersama Coach Randy Satrya dan rombongan, menerima pengalungan selendang khas Sikka dari Ketua Asosiasi Futsal Kabupaten (AFKAB) Sikka, Margaretha Movaldes Da Maga Bapa, ST, M.Eng.
Pengalungan itu menjadi simbol penerimaan dan penghormatan atas kedatangan tamu-tamu penting yang membawa semangat nasional ke tanah Sikka. Suasana terasa khidmat namun hangat — sebuah paduan budaya dan sportivitas yang melekat kuat di hati masyarakat Maumere.
“Selamat datang di bumi Sikka,” ujar Margaretha sambil tersenyum. “Semoga dari lapangan inilah lahir anak-anak yang akan mengharumkan nama Nusa Tenggara Timur, bahkan Indonesia.”
Langkah Pertama Menuju Mimpi Nasional
Seleksi Nasional (Seleknas) Futsal U-16 dan U-18 resmi dimulai di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Puluhan pemain muda dari empat kabupaten — Sikka, Ende, Nagekeo, dan Flores Timur — berkumpul dengan satu impian: mengenakan seragam merah putih dan mewakili Indonesia di level internasional.
Ketua AFP NTT, Jimi W. B. Sianto, membuka acara dengan sambutan penuh inspirasi. Ia memuji dedikasi anak-anak muda NTT yang terus berjuang meski dengan segala keterbatasan fasilitas.
“Coach Randy ini bukan orang sembarangan,” ujarnya disambut tepuk tangan. “Beliau mantan pemain timnas Indonesia, pemain profesional di liga besar, dan sekarang menjadi pelatih nasional. Bahkan pada bulan Mei lalu, Coach Randy masih memperkuat timnas mini soccer di Azerbaijan. Ini bukti nyata bahwa futsal bisa membawa seseorang melangkah jauh.”
Kata-kata itu menyalakan semangat di wajah para pemain yang duduk di barisan depan. Sebagian dari mereka bahkan terlihat menggenggam bola futsal dengan erat — seolah bola itu adalah mimpi yang tak boleh lepas dari tangan.
Dari Kupang ke Maumere: Nyala Semangat yang Tak Pernah Padam
Seleksi nasional ini merupakan bagian dari rangkaian pencarian bakat di NTT. Setelah sebelumnya digelar di Labuan Bajo dan Kupang, kini giliran Maumere menjadi tuan rumah seleksi zona satu.
Jimi mengaku terharu melihat sambutan hangat masyarakat Sikka.
“Perjalanan kami panjang, tapi semangat anak-anak NTT tidak pernah padam,” katanya.
“Mereka datang bukan untuk kalah, tapi untuk membuktikan bahwa anak daerah juga bisa bersaing dengan siapa pun di Indonesia.”
Ia menekankan agar para peserta tidak merasa rendah diri saat mendengar nama-nama besar dari kota lain.
“Jangan berpikir kalau kita lawan kota besar, pasti kalah. Tidak ada itu. Labuan Bajo sudah buktikan mereka bisa bersaing. Saya percaya Sikka, Ende, Nagekeo, dan Flores Timur juga bisa bikin kejutan.”
Dengan nada penuh keyakinan, ia menambahkan, “Saya mau Coach Randy nanti bingung memilih. Kalau targetnya 10 pemain, saya mau dia bilang ‘Pak Ketua, saya pilih 15 karena semuanya bagus.’ Itu artinya anak-anak kita punya kualitas yang luar biasa.” ujarnya membakar semangat para peserta sore itu.
Kebanggaan dan Doa dari Bumi Sikka
Ketua AFKAB Sikka, Margaretha Movaldes Da Maga Bapa, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan syukur atas kesempatan bersejarah ini.
“Ini pertama kalinya seleksi timnas futsal diselenggarakan di Maumere. Kami mewakili seluruh pengurus futsal dari Flores-Lembata mengucapkan terima kasih kepada Ketua AFP NTT dan manajemen Timnas Futsal Indonesia yang telah mempercayakan Sikka sebagai tuan rumah zona satu,” katanya.
Margaretha menekankan bahwa seleksi ini bukan hanya soal mencari pemain terbaik, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan optimisme anak-anak muda daerah.
“Tidak semua anak punya kesempatan seperti ini. Dari sekian banyak pemain di tiap kabupaten, mereka yang hadir di sini sudah melalui proses panjang. Mereka membawa nama keluarga, sekolah, club bahkan kabupaten. Karena itu, saya minta mainlah dengan bahagia. Rileks, tapi serius. Jangan takut salah, karena setiap kesalahan adalah bagian dari belajar,” tuturnya.
Empat Kabupaten, Satu Semangat
Seleksi futsal di Sikka diikuti oleh perwakilan dari empat kabupaten di wilayah Flores bagian timur. Dari Kabupaten Flores Timur, hadir pemain muda berbakat Abdul Adha Ridwan, didampingi ayahnya Adam Tajudin. Mereka datang jauh-jauh dari Flores Timur dengan harapan tinggi dan doa restu keluarga.
Dari Kabupaten Nagekeo, Ariegato, anggota AFKAB Nagekeo, membawa sembilan pemain terbaik — enam di kategori U-16 dan tiga di kategori U-18.
“Kami datang bukan hanya untuk ikut, tapi untuk berjuang,” ujar Ariegato singkat namun penuh makna.
Sementara itu, Kabupaten Ende dan Sikka juga menurunkan pemain-pemain terbaiknya. Di lapangan, mereka terlihat kompak, saling menyemangati, seolah batas wilayah tidak lagi penting. Yang tersisa hanyalah semangat Flores, semangat NTT.
Keringat dan Semangat di Lapangan Gelora
Sesi latihan dimulai. Coach Randy memimpin langsung dengan gaya yang energik namun penuh kehangatan. Para pemain dibagi menjadi dua kelompok besar, lalu dipecah lagi menjadi empat tim kecil untuk berlatih teknik dasar seperti dribbling, passing, dan posisi bertahan, menyerang, menyuplay bola umpan dan berbagai teknik lainnya.
“Ada sekitar seratus materi tapi 4 materi saja, waktu tak cukup,” demikian ungkap Coach Randy dalam pantauan media ini.
Ia menekankan, bahwa bermain futsal itu bukan soal kuat saja, tapi soal cerdas membaca tim dan tidak memberi beban terhadap rekan saat membagi bola.
“Usahakan temanmu nyaman,” ujar Coach Randy dalam latihan saat itu.
Suasana lapangan penuh energi. Peluh menetes di wajah para pemain, tapi senyum tetap terukir.
Yang menarik, meski banyak pemain masih muda, mereka tampak cepat beradaptasi dengan metode latihan yang diterapkan.
Dari Maumere, Nyala Itu Menyebar
Seleksi futsal di Gelora Samador bukan hanya tentang mencari pemain, tetapi tentang menyalakan semangat daerah. Dari Maumere, semangat itu menyebar ke seluruh Flores dan NTT.
Mungkin tidak semua akan terpilih ke timnas. Tapi dari sinilah lahir generasi yang tidak mudah menyerah, yang akan terus berlari mengejar bola dan mimpi.
Karena pada akhirnya, futsal bukan hanya tentang mencetak gol — tapi tentang membangun karakter, kerja keras, dan cinta pada tanah air.
Dan bagi mereka yang belum sempat ikut seleksi kali ini, jangan kecil hati. Lapangan tidak akan ke mana-mana. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk memulai lagi, lebih kuat, lebih berani.
Dari Maumere, dari anak-anak NTT, dari semangat yang tak pernah padam — lahirlah harapan baru untuk futsal Indonesia.
Penulis : Faidin