Bonarinews.com, Jakarta — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat peningkatan kejadian bencana hidrometeorologi basah di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Fenomena ini menunjukkan pola cuaca ekstrem yang kini mulai meluas, dengan Jawa Timur menjadi wilayah paling terdampak.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan, hujan deras disertai angin kencang dan banjir melanda sedikitnya empat kabupaten di Jawa Timur, yaitu Pamekasan, Nganjuk, Banyuwangi, dan Malang. Sejumlah rumah warga, fasilitas pendidikan, hingga tempat ibadah mengalami kerusakan.
“Dalam dua hari terakhir, cuaca ekstrem terjadi hampir serentak di beberapa daerah. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana beruntun, terutama saat intensitas hujan tinggi,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Selasa (4/11).
Kerusakan cukup luas terjadi di Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, dengan total 112 rumah terdampak. Di Banyuwangi, angin kencang memporak-porandakan 27 rumah warga. Sementara itu di Kabupaten Jember, banjir melanda tiga desa dan menggenangi 280 rumah penduduk.
Tak hanya di Jawa Timur, cuaca ekstrem juga menerjang wilayah Lampung dan Jawa Tengah. Di Kabupaten Pesawaran, Lampung, 52 kepala keluarga terdampak akibat angin kencang, sementara di Kabupaten Brebes, banjir rob merendam ribuan rumah warga di pesisir Kecamatan Losari.
BNPB menilai rangkaian kejadian ini menandakan fase peralihan musim yang disertai potensi hujan dengan intensitas tinggi di banyak daerah. Pemerintah daerah diminta untuk aktif melakukan mitigasi dini, seperti membersihkan drainase, memangkas pohon rawan tumbang, dan memperkuat tanggul.
“Fenomena hidrometeorologi tidak bisa dicegah, tetapi dampaknya bisa diminimalisir. Karena itu, kesiapsiagaan warga dan pemerintah daerah menjadi kunci utama,” tambah Abdul.
BNPB juga mengimbau masyarakat agar segera mengevakuasi diri ke tempat aman jika hujan berlangsung lebih dari satu jam atau terlihat tanda-tanda tanah longsor.
Laporan ini menjadi peringatan dini bagi masyarakat bahwa ancaman bencana di musim penghujan bukan hanya hujan deras, tetapi juga rangkaian efek berantai seperti banjir, longsor, dan angin kencang.