BNPB Catat 26 Kejadian Bencana di Indonesia, Warga Diminta Tetap Waspada

Bagikan Artikel

JAKARTA | Bonarinews.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 26 kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia selama periode 31 Oktober hingga 1 November 2025 pukul 07.00 WIB. Dari jumlah tersebut, 14 peristiwa berdampak signifikan terhadap masyarakat, sebagian besar disebabkan oleh cuaca ekstrem, curah hujan tinggi, dan kondisi geologi.

Di DKI Jakarta, banjir melanda Kota Jakarta Selatan pada 31 Oktober, merendam 322 rumah dan berdampak pada 553 jiwa. Sebanyak 15 kepala keluarga sempat mengungsi, namun kini telah kembali ke rumah masing-masing setelah air surut di empat kecamatan. Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB mendampingi BPBD DKI Jakarta dalam penanganan dan pembersihan pascagenangan.

Di Pulau Jawa, gempa bumi mengguncang Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menyebabkan empat kepala keluarga terdampak dan empat unit rumah mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Tidak ada korban jiwa. BPBD setempat masih melakukan pendataan dan penanganan.

Angin kencang di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, merusak 12 rumah warga dan menumbangkan pohon, menutup akses jalan lingkungan. Petugas gabungan bersama masyarakat melakukan pembersihan pohon tumbang.

Banjir juga terjadi di Kota Tangerang Selatan, Banten, dengan 420 rumah terdampak. TRC BNPB membantu BPBD setempat. Air kini sudah surut dan tidak ada korban jiwa.

Di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pergerakan tanah berdampak pada 89 kepala keluarga, dengan 19 rumah rusak berat dan 66 unit lainnya terancam. Lima keluarga mengungsi secara mandiri. BPBD terus melakukan pendataan dan pemantauan potensi longsor susulan.

Banjir di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menimpa 208 kepala keluarga atau 832 jiwa. Warga sempat dievakuasi ke lokasi aman, termasuk kantor pemasaran perumahan. Kondisi air berangsur surut dan warga mulai kembali.

Banjir di Kota Semarang masih menyisakan genangan di beberapa titik, dengan lebih dari 22 ribu rumah terdampak. Tim gabungan BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan penyedotan air dan pembersihan.

Banjir bandang di Kabupaten Sukabumi telah mempengaruhi lebih dari 3.000 jiwa. Pemerintah daerah memperpanjang status tanggap darurat selama tujuh hari ke depan untuk mempercepat pemulihan infrastruktur.

Di Sulawesi Utara, banjir bandang di Kabupaten Bolaang Mongondow berdampak pada lebih dari 5.500 jiwa. Air mulai surut, meski aktivitas masyarakat belum normal. BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk percepatan distribusi logistik dan pembersihan infrastruktur publik.

Untuk bencana non-hidrometeorologi, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan, Riau, dan Kalimantan Tengah menunjukkan tren penurunan. Pantauan satelit Sipongi per 30 Oktober 2025 tidak menunjukkan titik panas signifikan di Sumatera Selatan, sedangkan Riau terpantau 61 titik panas dengan intensitas rendah hingga sedang. Tim Satgas Gabungan tetap disiagakan untuk mencegah kebakaran baru.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seiring meningkatnya curah hujan di awal November. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *