Bonarinews.com, Medan – Kota Medan membuka diri untuk belajar dari pengalaman kota-kota maju, termasuk Singapura, dalam mengatasi masalah sampah dan membangun Smart City. Hal ini terlihat saat Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menerima kunjungan Mantan Wali Kota Distrik Tenggara Singapura, Mohd Fahmi Aliman, di Rumah Dinas Wali Kota, Senin (29/9/2025).
Pertemuan tersebut membahas peluang kerjasama internasional, khususnya di bidang pengelolaan sampah modern (waste management) dan pengembangan Smart City. Menurut Rico, sampah masih menjadi persoalan besar di Medan, dengan timbunan mencapai 1.500–1.800 ton per hari.
“Untuk mengatasinya, kita butuh sistem pengelolaan yang lebih baik. Pemerintah pusat pun sudah memberi perhatian khusus. Medan terbuka bagi siapapun yang ingin bekerja sama mencari solusi,” ujar Rico.
Ia menjelaskan, pengelolaan sampah di Medan sudah dilakukan bertahap, mulai dari hulu (sampah rumah tangga), menengah (TPS 3R), hingga hilir (TPA Terjun). Namun, untuk optimalisasi di TPA, Pemko Medan masih menunggu regulasi dari pemerintah pusat.
Selain persoalan sampah, Rico juga menekankan pentingnya menyiapkan masyarakat dalam menuju Smart City. “Smart City bukan hanya soal teknologi, tapi kesiapan SDM. Karena itu kami bekerja sama dengan balai pelatihan untuk menggelar pendidikan vokasi agar masyarakat siap menghadapi perubahan,” jelasnya.
Sementara itu, Mohd Fahmi Aliman menyebut Medan memiliki potensi besar untuk mengembangkan sistem pengelolaan sampah berbasis teknologi. “Di Singapura, pengelolaan sampah sudah berjalan baik. Kami melihat peluang di Medan untuk mengembangkan hal serupa agar pengelolaan limbah lebih modern,” katanya.
Pertemuan ini menunjukkan keseriusan Pemko Medan dalam membangun kolaborasi lintas negara. Dengan belajar dari pengalaman Singapura, Medan berharap bisa menghadirkan kota yang lebih bersih, sehat, dan siap bertransformasi menuju Smart City yang berkelanjutan. (Redaksi)