Banjir Lumpur dari Proyek PKS PT MTT Terjang Permukiman Penduduk di Besitang, 90 Rumah Warga Terdampak

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, Langkat — Banjir air bercampur lumpur menerjang Kelurahan Bukit Kubu dan sekitarnya di Kecamatan Besitang pada Senin malam (10/11/2025) sekitar pukul 22.00 WIB. Akibatnya, sekitar 90 rumah warga terendam dengan ketinggian lumpur mencapai 50 hingga 100 sentimeter.

Peristiwa ini diduga dipicu hujan deras yang mengguyur wilayah Besitang semalaman, membawa material lumpur dari lokasi pengerukan bukit yang akan dijadikan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik PT Muara Bilis Tunggal Tualang (PT MTT) di kawasan Simpang Bukit Mas.

Dampak terparah dialami warga di Lingkungan II Sri Mulyo (49 rumah) dan Lingkungan III Bukit Mas (28 rumah). Sejumlah rumah mengalami kerusakan parah, sementara barang-barang rumah tangga tak sempat diselamatkan.

Edi Suhardi, Kepala Lingkungan III Bukit Mas, mengatakan, “Hujan tadi malam sangat deras. Air datang bersama lumpur dengan cepat hingga kami tidak sempat menyelamatkan barang-barang. Ketinggian air sampai sedada.” Senada, Rahmad, Kepling II Sri Mulyo, menyebut ketinggian air bahkan mencapai satu meter di dalam rumah.

Warga terdampak berharap pihak perusahaan dan kontraktor segera bertanggung jawab atas kerugian yang dialami.

Forkopimcam Besitang Turun Tangan

Menanggapi kejadian ini, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Besitang menggelar pertemuan pada Selasa siang (11/11/2025) bersama pihak perusahaan, kontraktor, dan warga terdampak.

Anton, perwakilan kontraktor pengerukan tanah, menyatakan kesediaannya bertanggung jawab. “Nanti kita cek dan verifikasi dulu bersama pihak kecamatan terkait kerusakan. Untuk kompensasi, nanti akan kita lakukan perbaikan,” jelas Anton.

Camat Besitang, Irham, S.Ag., menegaskan bahwa keluhan warga telah diterima dan ditindaklanjuti. “Ada solusi dari kejadian ini, dan sudah ditanggapi baik oleh pihak bersangkutan. Kasus ini juga sudah kami laporkan ke kabupaten. Mobil damkar akan dikerahkan untuk membantu membersihkan lumpur di jalan,” katanya.

Masyarakat Soroti Izin dan AMDAL Proyek

Tokoh masyarakat setempat, Khairuddin MJ, menilai peristiwa banjir lumpur ini menjadi peringatan serius terhadap aktivitas pengerukan lahan. “Banjir lumpur seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kerugian warga sangat besar, baik materiil maupun immateriil — perabot rusak, jalan tertutup lumpur, dan aktivitas warga terganggu,” ungkapnya.

Khairuddin meminta agar pihak terkait meninjau kembali perizinan proyek dan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari PT MTT. “Harus ada evaluasi. Kami minta pemerintah meninjau ulang izin dan AMDAL proyek ini agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tegasnya. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *