Aliansi Masyarakat Bersatu Sampaikan 8 Tuntutan ke HKBP, Ephorus Tegaskan Gereja Bukan Arena Politik

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, Tapanuli Utara — Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) menjadi perhatian publik setelah kelompok masyarakat yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Bersatu (AMB) Sumatera Utara menyampaikan delapan tuntutan terbuka kepada pimpinan HKBP. Tuntutan itu disampaikan agar gereja terbesar di Tanah Batak tersebut tetap fokus pada panggilan pelayanannya sebagai lembaga rohani dan dijauhkan dari kepentingan kekuasaan.

Dalam surat bertanggal 29 Oktober 2025 yang ditandatangani Ketua AMB Sumut Edisanto Panjaitan, aliansi menyerukan agar HKBP dikembalikan kepada fungsinya sebagai gereja yang melayani bukan dilayani serta dijauhkan dari segala bentuk penyimpangan kekuasaan.

AMB juga menekankan, HKBP harus menjadi ruang kebenaran, keadilan, dan kasih, bukan tempat pertarungan kepentingan pribadi. Mereka meminta agar penghukuman terhadap pendeta yang berbeda pandangan dihentikan karena setiap pendeta memiliki hak teologis dan kebebasan pastoral selama tetap dalam ajaran gereja.

Selain itu, AMB mengingatkan, jabatan Ephorus bersifat amanah dan sementara, yang harus dipertanggung-jawabkan kepada jemaat dan Tuhan. Mereka juga meminta pemerintah daerah dan pusat turut membantu menyelesaikan dinamika yang berkembang di tengah masyarakat jemaat.

Menanggapi hal tersebut, Ephorus HKBP Pdt. Dr. Victor Tinambunan, M.Th. mengeluarkan pernyataan resmi pada 3 November 2025 di Pearaja, Tarutung. Dalam pernyataan yang ditandatangani langsung oleh Ephorus, HKBP menegaskan tetap menjalankan fungsi gereja sesuai *Konfesi HKBP 1996* dan panggilan iman Kristen.

“HKBP tetap berpegang pada kebenaran firman Tuhan, menolak segala bentuk penyimpangan sosial dan lingkungan, serta menjalankan pelayanan berdasarkan aturan dan mekanisme yang berlaku,” tegas Ephorus.

Ia juga menegaskan bahwa HKBP bukan milik pribadi, kelompok, atau golongan, melainkan milik Tuhan dan jemaat. Mutasi serta penugasan pendeta, lanjutnya, dilakukan sesuai mekanisme resmi Sinode Godang tanpa intervensi pihak luar.

Ephorus turut menanggapi munculnya sejumlah spanduk dan video aksi yang memuat seruan seperti “Ganti Ephorus” dan “Ephorus Diktator”. Menurutnya, hal tersebut merupakan bentuk pencemaran nama baik dan dapat menimbulkan perpecahan di tengah jemaat.

“HKBP mengajak seluruh jemaat menjaga kesatuan, menolak provokasi, dan tetap berpegang pada panggilan iman demi keadilan, perdamaian, serta keutuhan ciptaan Tuhan,” tutup Ephorus. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *