Bonarinews.com | JAKARTA – Di tengah tantangan instansi pemerintah dalam menyusun dokumen perencanaan strategis (RENSTRA) yang relevan, terukur, dan sesuai regulasi terbaru, Alatan Indonesia sukses menggelar webinar bertajuk “Penyusunan Indikator dan Target Kinerja RENSTRA K/L/PD”.
Acara ini diselenggarakan, secara daring melalui Zoom Meeting, Kamis (28/8/2025), dan berhasil menarik lebih dari 215 peserta dari berbagai kementerian, lembaga, serta pemerintah daerah.
Selama dua jam penuh, mulai pukul 10.00–12.00 WIB, para peserta mendapatkan pembekalan langsung dari Harmada Sibuea, M.Sc., M.H, seorang Expert Kebijakan Publik & Perencanaan Strategis sekaligus CEO Alatan Indonesia.
Dalam pemaparannya, Harmada Sibuea menjelaskan beberapa topik strategis yang krusial untuk dipahami instansi pemerintah dalam menyusun dokumen Renstra dari berbagai indikator dan target kinerja berdasarkan aturan terbaru yakni Perpres no 80 tahun 2025 dan Inmendagri no 2 tahun 2025.
Harmada menegaskan, manajemen kinerja adalah sesuatu yang tak bisa dilepaskan dari RENSTRA. Perencanaan harus fokus ke struktur kinerja, sehingga arah pembangunan nasional dapat lebih terukur dan sesuai indikator target sasaran, sesuai perpres no 80 Tahun 2025
Webinar ini mendapat sambutan positif.
Seorang peserta menyampaikan, “Semoga ke depan ada pelatihan serupa di Kemendes.” Respons ini menjadi bukti nyata bahwa kebutuhan akan pendampingan teknis perencanaan strategis sangat tinggi di berbagai level pemerintahan.
Menutup sesi, Harmada menekankan kembali pentingnya integrasi manajemen kinerja dalam dokumen RENSTRA. Ia mengingatkan bahwa RENSTRA bukan hanya sekadar dokumen penuh tulisan, tetapi harus menjadi pedoman kinerja yang nyata. “RENSTRA adalah tolak ukur keberhasilan instansi, bahkan hingga ke level personal. Karena itu, fokus utamanya adalah kinerja,” tegasnya.
Menurut Harmada, ada tiga hal utama yang menjadi struktur kinerja: sasaran, indikator, dan target. Pertama, sasaran harus dirumuskan dengan tepat, apakah berupa impact, outcome, atau output. “Jika sasaran salah, maka indikator dan target pun pasti akan salah,” ujarnya.
Kedua, indikator harus konsisten dengan sasaran yang ditetapkan. Ia memberi ilustrasi, “Jangan sampai kita mengukur tinggi badan dengan indikator berat badan. Keduanya berbeda, sehingga hasilnya pun tidak relevan.”
Ketiga, target kinerja harus relevan dan dapat dicapai. “Target harus measurable, dan achieveable. Target yang terlalu rendah akan membuat capaian terasa kurang prestisius” ujarnya.
Pesan penutup ini menjadi pengingat bahwa kualitas sebuah RENSTRA tidak hanya diukur dari kelengkapan dokumen, melainkan dari sejauh mana ia mampu menjadi panduan kinerja yang jelas, terukur, dan berorientasi pada hasil nyata.
Melalui penyelenggaraan webinar ini, Alatan Indonesia kembali menegaskan perannya sebagai ahlinya bisnis pemerintah. Tidak hanya melalui edukasi publik, tetapi juga lewat layanan jasa konsultasi dan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) yang sesuai standar regulasi dan indikator kinerja terbaru.
Dengan komitmen tersebut, Alatan Indonesia bertekad mendukung instansi pemerintah dalam memperkuat perencanaan, meningkatkan akuntabilitas, serta memastikan target pembangunan nasional dapat tercapai secara efektif dan berkelanjutan. (Dedy Hu)