MEDAN, BONARINEWS – Aktivis 98, Muhammad Ikhyar Velayati, mengungkapkan bahwa berita hoax tentang kecurangan pemilu secara sistimatis, terstruktur, dan massif telah tersebar luas di berbagai media sosial, khususnya di grup WhatsApp (WA).
Ikhyar menyatakan, berdasarkan pantauannya, cakupan sebaran, tingkatan, dan metode penyebaran berita hoax menunjukkan tanda-tanda bahwa hal ini dilakukan secara profesional dan terencana. Tujuan dari penyebaran berita hoax ini diduga untuk menggagalkan hasil pilpres 2024.
“Banyak sekali saat ini berita hoax tersebar tentang kecurangan pemilu yang ditujukan kepada salah satu capres dan penyelenggara negara di berbagai media sosial, khususnya grup WA. Jika dilihat dari cakupan, metode, hingga luasnya berita hoax itu tersebar, terlihat jelas ini memang direncanakan secara sistimatis, terstruktur, dan massif,” ungkap Ikhyar di Medan, Sabtu (17/2/2024).
Meskipun demikian, Ikhyar menegaskan, hingga saat ini, rakyat tidak terpengaruh oleh isu-isu hoax tentang kecurangan pemilu. Hal ini dikarenakan rakyat terlibat langsung dalam setiap tahapan pemilihan, mulai dari pencoblosan, penghitungan suara, hingga rekapitulasi di KPPS.
“Alhamdulillah hingga saat ini rakyat tidak terpengaruh dengan isu kecurangan pemilu yang dihembuskan oleh elit politik tersebut, karena rakyat terlibat langsung dalam setiap proses pemilihan, mulai dari pencoblosan, penghitungan suara hingga rekapitulasi di KPPS,” ujar Ikhyar.
Ikhyar melihat, dampak dari banyaknya berita hoax mengenai kecurangan pemilu adalah rakyat justru berpartisipasi aktif dalam mengawal suara Prabowo-Gibran agar tidak dicurangi oleh pihak yang ingin menggagalkan hasil pemilu dan pilpres.
“Ada juga sisi positifnya, saat ini mayoritas rakyat justru aktif mengawal kemenangan capres Prabowo-Gibran di berbagai tingkatan karena takut dicurangi oleh oknum dan elit politik yang tidak siap kalah dalam kontestasi pilpres 2024,” tutur Ikhyar.
Sebagai Ketua Umum Relawan Persatuan Nasional, Ikhyar mengingatkan elit politik agar tidak menggunakan cara-cara ilegal untuk menggagalkan kemenangan Prabowo-Gibran, karena hal tersebut akan berhadapan langsung dengan rakyat sebagai pemilik suara yang sah.
“Jika berita hoax terus disebar oleh oknum antidemokrasi, jangan salahkan silent majority pendukung Prabowo-Gibran akan bergerak aktif melawan kekuatan penyebar hoax tersebut,” tegas Ikhyar. (BN-01)