Jawa Timur, Bonarinews.com – Erupsi Gunung Semeru kembali membawa kepanikan bagi warga di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Abu vulkanik, kerusakan rumah, hingga ribuan warga yang harus mengungsi menjadi kenyataan berat yang harus dilalui. Namun di balik itu, upaya penanganan darurat berjalan cepat. BNPB langsung turun mendampingi BPBD setempat untuk memastikan kebutuhan dasar warga terdampak bisa terpenuhi dengan baik.
Pada Minggu, 23 November, BNPB menyalurkan berbagai jenis bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang. Bantuan ini terdiri dari kebutuhan pangan dan non-pangan yang dibagikan bukan hanya untuk mereka yang rumahnya rusak, tetapi juga warga sekitar yang terpapar abu vulkanik. Barang yang dibawa antara lain matras, terpal, selimut, masker medis, paket alat kebersihan, bahkan makanan siap saji serta sembako. Bantuan ini diserahkan secara langsung bersama perwakilan Komisi VIII DPR sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menangani bencana.
Selain pengiriman logistik, personel BNPB bekerja di lapangan untuk memastikan gudang dan pos-pos bantuan di Pronojiwo dan Candipuro tertata dengan baik. Semua barang dicatat, diatur, dan didistribusikan agar tepat sasaran. Prioritas utama diberikan kepada warga yang harus mengungsi, yang hingga kini sebagian besar berada di SMP 02 Pronojiwo dan SDN 04 Supiturang dengan total ratusan jiwa. Meski mengungsi, banyak warga tetap mencoba menjalani rutinitas seperti bekerja atau membersihkan rumah yang tertutup abu.
Pelayanan dasar bagi warga di pengungsian juga menjadi perhatian. BNPB mencatat banyak pihak turut membantu, seperti PMI, Universitas Brawijaya, dan lembaga pemerintah daerah yang membuka dapur umum untuk menyediakan makanan hangat setiap hari. Di luar itu, dinas kesehatan setempat juga membuka layanan medis untuk memastikan kesehatan warga tetap terjaga selama masa tanggap darurat.
BNPB juga mengerahkan tim untuk pemetaan menggunakan pesawat nirawak. Dari udara, mereka memotret pemukiman tetap di Sumbermujur serta aliran lahar di kawasan jembatan Gladak Perak guna memastikan kondisi terkini dan memperkuat analisis risiko.
Data terbaru menunjukkan bahwa dampak erupsi meluas di tiga desa pada dua kecamatan: Supiturang dan Oro-Oro Ombo di Pronojiwo, serta Penanggal di Candipuro. Selain tiga warga terluka berat yang kini dirawat di RSUD Dr. Haryoto, puluhan rumah, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, gardu PLN, serta ratusan hektare lahan pertanian juga mengalami kerusakan serius. Situasi ini semakin memperkuat alasan pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari sejak 19 hingga 25 November 2025. Saat ini, tingkat aktivitas Gunung Semeru berada pada Level IV atau kategori Awas.
Dalam situasi sulit seperti ini, kehadiran bantuan bukan hanya soal logistik, tetapi juga penguatan moral bagi warga yang sedang berjuang. Meski bencana merusak banyak hal, semangat saling membantu dan respons cepat dari berbagai pihak menjadi bukti bahwa masyarakat tidak dibiarkan berjalan sendiri. (Redaksi)