Padang Lawas Utara, Bonarinews.com — Kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) Palang Merah Remaja (PMR) di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) memberikan pengalaman berbeda bagi ratusan siswa madrasah yang mengikutinya. Kegiatan ini bukan hanya agenda resmi sekolah, tetapi menjadi ruang bagi para pelajar untuk belajar menjadi manusia yang peka, peduli, dan berani membantu sesama.
Latgab yang dipusatkan di MTsN 4 Paluta ini menghadirkan berbagai materi dan praktik kepalangmerahan yang langsung diterapkan di lapangan. Para siswa belajar cara menolong korban, bekerja dalam tim, memahami kondisi darurat, hingga menanamkan nilai dasar kemanusiaan.
Orang Tua Lihat Perubahan Sikap Anak
Bagi sebagian orang tua, manfaat kegiatan ini terasa nyata. Angri Harahap, salah satu wali murid, menyampaikan bahwa anaknya menunjukkan perubahan yang membanggakan setelah mengikuti Latgab.
“Sepulang kegiatan, anak saya banyak bercerita tentang pentingnya menolong orang. Itu membuat kami sebagai orang tua merasa kegiatan seperti ini bukan sekadar formalitas,” ungkapnya.
Kepala Madrasah Apresiasi Dampak Nyata
Para kepala madrasah yang hadir pun sepakat bahwa Latgab PMR membawa pengaruh positif bagi perkembangan karakter siswa. Menurut mereka, pembelajaran seperti ini sulit ditemukan hanya melalui ruang kelas.
“Kegiatan ini membuat anak belajar langsung dari pengalaman, bukan hanya teori. Inilah yang membuatnya penting untuk terus dilakukan,” ujar salah satu kepala madrasah.
Kemenag: Membangun Karakter Sejak Dini
Kegiatan ini dibuka oleh perwakilan Kementerian Agama Paluta, H. Dian Siregar, MA, yang menyampaikan bahwa PMI dan PMR adalah wadah strategis dalam membentuk generasi muda yang peduli dan perhatian terhadap sesama.
“Kemenag mendukung penuh kegiatan seperti ini. Anak-anak belajar disiplin, empati, dan rasa tanggung jawab melalui praktik nyata,” jelasnya.
PMI: Menolong Adalah Amal yang Tidak Pernah Putus
Ketua PMI Paluta, Tohong Pangondian Harahap, menegaskan bahwa keterlibatan dalam PMI bukan hanya kegiatan ekstrakurikuler, tetapi menjadi ladang amal yang membawa manfaat luas.
“Menjadi relawan berarti berkontribusi untuk kebaikan, dan nilai itu akan terus hidup bahkan setelah kegiatannya selesai,” ujarnya.
Bukan Sekadar Seragam dan Barisan
Di tengah gempuran teknologi dan kehidupan serba individualistis, kegiatan seperti ini menjadi ruang penting untuk menumbuhkan empati, solidaritas, dan kemanusiaan sejak dini. (TH)