Jawa Tengah, Bonarinews.com — Pencarian korban tanah longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Jawa Tengah, masih terus dilakukan tanpa henti. Pada Rabu (19/11) sekitar pukul 14.20 WIB, tim penyelamat kembali menemukan satu jenazah korban. Temuan ini menambah jumlah korban meninggal menjadi tiga orang. Sementara itu, masih ada 25 warga lain yang belum ditemukan dan dianggap tertimbun material longsor.
Posko darurat BNPB di lokasi mencatat hampir seribu orang terdampak langsung oleh bencana ini. Sebanyak 934 warga atau 335 kepala keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka. Para pengungsi kini tersebar di beberapa titik, seperti Kantor Kecamatan Pandanarum, GOR Desa Beji, Gedung Haji Pringamba, Gedung Muhammadiyah, serta rumah-rumah keluarga yang dianggap aman.
Kerusakan fisik yang ditinggalkan pun cukup besar. Total 182 rumah masuk kategori terdampak, baik rusak ringan maupun berat. Sarana desa juga mengalami gangguan, mulai dari jalan sepanjang 800 meter yang putus, jaringan listrik terganggu, saluran irigasi sepanjang 670 meter rusak, hingga satu bendung dan saluran perpipaan tidak dapat berfungsi.
Sektor ekonomi masyarakat juga ikut terpukul. Sejumlah hewan ternak seperti lima ekor sapi dan 125 ekor kambing dilaporkan hilang. Selain itu, 14 warung serta lahan pertanian warga tidak dapat lagi digunakan. Di bidang sosial, satu masjid mengalami kerusakan parah, sementara dua mushola berada dalam keadaan rusak ringan.
Kebutuhan warga di pengungsian saat ini masih sangat mendesak. Banyak yang memerlukan perlengkapan dasar seperti popok bayi, pakaian, perlengkapan mandi, susu dan makanan anak, antiseptik, alas tidur, alat keselamatan seperti sepatu boot dan sarung tangan, hingga layanan pendampingan psikososial. Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, telah memerintahkan pemenuhan kebutuhan ini segera dipercepat setelah meninjau lokasi sehari sebelumnya.
Di lapangan, tim gabungan masih fokus pada pencarian korban. Proses ini dilakukan dengan dua metode, yakni menggunakan alat berat dan tenaga manual untuk menjangkau titik-titik yang sulit diakses. Selain itu, pemantauan geologi, pengelolaan logistik dan dapur umum, dukungan layanan kesehatan dan psikososial, penataan arus lalu lintas, hingga evaluasi rutin terus berjalan setiap harinya.
Operasi pencarian akan kembali dilanjutkan pada Kamis (20/11) dengan fokus yang sama: mempercepat pencarian korban hilang, memastikan kebutuhan pengungsi terpenuhi, serta mengawal proses pemulihan awal masyarakat terdampak.
Sedikitnya 521 personel dari berbagai instansi terlibat dalam penanganan darurat ini. Mereka berasal dari BNPB, BPBD, TNI, Polri, tenaga medis, PMI, relawan, dan unsur pemerintah daerah, dengan dukungan tambahan dari wilayah lain seperti Klaten, Jepara, Wonosobo, Kebumen, Pekalongan, dan sejumlah daerah sekitar. Koordinasi lintas lembaga terus diperkuat agar penanganan bencana berlangsung lebih cepat, tepat, dan menyeluruh. (Redaksi)