Gerakan Tanah di Banyumas dan Purbalingga: Puluhan Warga Mengungsi, BNPB Minta Warga Tetap Siaga

Bagikan Artikel

Purbalingga, Bonarinews.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan dua kejadian gerakan tanah yang terjadi di Jawa Tengah dalam dua hari terakhir, yaitu di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga. Puluhan keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terancam rusak akibat pergeseran tanah.

Peristiwa pertama terjadi pada Jumat (14/11) di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas. Tanah bergerak secara tiba-tiba dan menyebabkan 56 kepala keluarga terdampak. Sebanyak 33 orang memilih mengungsi ke Balai Desa Ketanda untuk menghindari risiko yang lebih buruk.

Selain itu, total 42 rumah warga rusak, di mana 32 mengalami rusak sedang dan 10 rusak ringan. BPBD Banyumas segera membuka dapur umum dan mendistribusikan bantuan kebutuhan dasar bagi para pengungsi. Petugas juga masih mendata kerusakan dan memantau kondisi tanah.

Sementara itu, di Kabupaten Purbalingga, gerakan tanah terjadi pada Kamis sore (13/11) di Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar, usai hujan lebat. Sebanyak 20 kepala keluarga yang berjumlah 65 jiwa terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke tempat aman. Dua rumah warga diketahui roboh terdampak pergeseran tanah.

Untuk menangani situasi tersebut, BPBD Purbalingga telah mendirikan posko pengungsian lengkap dengan dapur umum dan pos komando darurat. Hingga Jumat (14/11), kondisi tanah di lokasi masih bergerak sehingga warga diminta untuk tidak kembali ke rumah dahulu.

Pada Sabtu (15/11), sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan bakal diguyur hujan sedang hingga lebat yang disertai angin kencang. Karena itu, BNPB meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap ancaman bencana seperti banjir, longsor, dan gerakan tanah.

“Jika hujan turun deras dalam waktu lama, segera lakukan evakuasi ke tempat aman,” imbau BNPB.

Masyarakat juga diingatkan untuk terus memantau informasi cuaca dan mengikuti arahan pemerintah setempat demi keselamatan bersama. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *