Intervensi Pemprov Sumut Tunjukkan Tren Penurunan Inflasi Oktober 2025

Bagikan Artikel

Bonarinews.com, Medan – Sejumlah intervensi yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Satgas Pangan, pemerintah kabupaten/kota, serta instansi terkait, mulai menunjukkan hasil positif. Inflasi Sumut secara year on year (y/y) pada Oktober 2025 tercatat turun menjadi 4,97%, dari sebelumnya 5,32%.

Penurunan ini menjadi bukti nyata efektivitas Program Jaminan Kestabilan Harga Komoditi Pertanian (Jaskop), salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Gubernur Sumut Bobby Nasution. Program ini bertujuan menjaga stabilitas harga pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

Hal tersebut disampaikan Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Poppy Marulita Hutagalung, dalam temu pers di Lobby Dekranasda, Lantai 1, Kantor Gubernur Sumut, Rabu (5/11/2025), yang difasilitasi Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut.

“Komoditas penyumbang inflasi masih didominasi cabai merah dan emas perhiasan,” ujar Poppy. Ia menegaskan bahwa Pemprov Sumut berkomitmen menjaga stabilitas inflasi hingga akhir tahun melalui strategi 4K: Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif.

Untuk menjamin ketersediaan pasokan, penguatan produksi dan pengelolaan stok dilakukan, termasuk bantuan sarana dan prasarana pertanian serta peningkatan akses pembiayaan bagi petani. Kelancaran distribusi dijaga melalui Kerja Sama Antar Daerah (KAD), sementara keterjangkauan harga dipertahankan lewat Operasi Pasar Murah, inspeksi pasar dan distributor, serta optimalisasi penyaluran beras SPHP.

Selain itu, pemerintah kabupaten/kota diminta memasang informasi harga acuan di setiap pasar, baik Harga Eceran Tertinggi (HET) maupun Harga Acuan Penjualan (HAP). Hingga kini, tercatat 26 kabupaten/kota dengan 77 pasar yang sudah memasang informasi harga, memudahkan masyarakat sekaligus memperkuat monitoring harga.

Pemprov Sumut melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) juga menyalurkan cabai merah dari Jawa, yang terbukti efektif menekan harga di pasaran.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Yusfahri, memaparkan strategi pengendalian inflasi sektor pangan dan hortikultura, terutama untuk padi, cabai merah, dan bawang merah. Strategi tersebut meliputi peningkatan luas tanam, penggunaan benih unggul bersertifikat, sistem pengairan yang baik, pengendalian organisme pengganggu tanaman, serta peningkatan kapasitas petani dan petugas lapangan.

Perkiraan produksi beras Sumut pada November 2025 mencapai 243.832 ton, sementara kebutuhan hanya 140.842 ton, sehingga surplus mencapai 102.990 ton. Untuk cabai merah, produksi diperkirakan 19.417 ton, dengan kebutuhan 9.912 ton, sehingga surplus tercatat 9.505 ton. Sentra produksi cabai merah utama berada di Kabupaten Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, Dairi, Pakpak Bharat, Humbanghasundutan, dan Batubara.

Temu pers bertajuk “Update Kondisi Inflasi di Sumatera Utara (Program Kerja Stabilisasi Pasokan Pangan di Pasar)” tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumut, Fitra Kurnia. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *