Fokus Perhatian Selamatkan Nyawa: Dishub Sumut Gelar Bimtek Penyegaran Penjaga Pintu Perlintasan Kereta Api

Bagikan Artikel

Medan, BONARINEWS – Dinas Perhubungan Sumatera Utara (Sumut) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) penyegaran bagi 50 penjaga pintu perlintasan kereta api. “Kegiatan bertujuan meningkatkan keselamatan di lintasan kereta api, dilaksanakan di dua lokasi strategis di Medan, ” ujar Kepala Dinas Perhubungan Sumut Dr. Agustinus Panjaitan, Minggu (24/3/2024).

Dalam upaya memperkuat pemahaman dan keterampilan, Dishub Sumut menghadirkan sejumlah narasumber terkemuka di bidangnya, termasuk perwakilan dari PTDI-STTD.

Kepala Dishub Sumut, Agustinus Panjaitan, menekankan urgensi pelatihan ini sebagai langkah konkret pemerintah dalam menjaga keselamatan angkutan kereta api.

Data kecelakaan di perlintasan kereta api selama lima tahun terakhir menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Pada 2018, tercatat 39 temperan dengan 6 korban jiwa, 6 luka berat, dan 18 luka ringan.

Angka tersebut terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Pada 2019, terjadi 56 temperan dengan 5 korban jiwa, 21 luka berat, dan 21 luka ringan.

Pada 2020, meskipun mengalami sedikit penurunan, terdapat 32 temperan dengan 4 korban jiwa, 7 luka berat, dan 22 luka ringan.

Situasi semakin memburuk pada 2021 dengan 19 kejadian temperan yang menelan 8 nyawa dan 13 luka ringan. Tahun 2022 mencatat 37 temperan dengan 10 korban jiwa dan 16 luka berat.

Pada 2023, terjadi 50 temperan dengan 9 korban jiwa, 19 luka berat, dan 25 luka ringan.Meskipun menghadapi keterbatasan anggaran, pemerintah Sumut tetap berkomitmen meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang, termasuk dengan penyediaan penjaga pintu yang berkualifikasi.

Di Tahun Anggaran 2024, Dishub Sumut juga membangun palang pintu perlintasan baru di salah satu ruas jalan provinsi di Kota Tanjungbalai.

Dengan terdapatnya 344 perlintasan sebidang di Sumut, Agustinus menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai patuh terhadap rambu lalu lintas dan memberikan prioritas kepada perjalanan kereta api.

“Dibalik angka-angka dan statistik yang tertera, kita harus ingat bahwa setiap angka memiliki cerita, setiap korban memiliki keluarga, dan setiap tragedi meninggalkan luka yang mendalam. Kita tidak bisa membiarkan perlintasan sebidang menjadi tempat pembantaian tak berujung,” ungkap Agustinus.

Kegiatan Bimtek ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mewujudkan perubahan yang nyata demi keselamatan dan keamanan masyarakat. Kita semua, tanpa terkecuali, dihimbau untuk bersatu dalam upaya mengakhiri tragedi-tragedi di lintasan kereta api dan memastikan bahwa keselamatan menjadi prioritas utama bagi semua pihak. (BN-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *