Prof. Syawal Gultom: Pendidikan Adalah Jalan Menuju Ekonomi yang Berkeadilan dan Berkelanjutan

Bagikan Artikel

Medan | Bonarinews.com – Guru Besar Universitas Negeri Medan (Unimed) sekaligus tokoh pendidikan nasional, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., menegaskan bahwa pembangunan ekonomi berkelanjutan hanya bisa terwujud jika ditopang oleh pendidikan yang kuat. Hal itu disampaikan Prof. Syawal saat menjadi pembicara dalam The 2nd International Conference on Economic Sustainability (IECES) yang digelar Fakultas Ekonomi Unimed di Auditorium Unimed, Kamis (30/10/2025).

Kegiatan yang dihadiri lebih dari 1.300 peserta dari kalangan dosen dan mahasiswa ini menjadi ajang penting untuk membahas peran pendidikan dalam memperkuat fondasi ekonomi Indonesia. Dalam paparannya berjudul “Educational Perspective for Sustainable Economics”, Prof. Syawal mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi tanpa pembangunan manusia akan kehilangan arah dan makna.

“Indonesia memang tumbuh secara ekonomi, tapi masih ada lebih dari 23 juta penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Ini berarti pertumbuhan ekonomi kita belum merata dan belum berpihak pada kesejahteraan rakyat,” ujar mantan Rektor Unimed itu.

Mengutip pemikiran ekonom Amartya Sen dan Presiden John F. Kennedy, Prof. Syawal menilai kemajuan ekonomi tanpa kemajuan sosial adalah hal yang tidak etis. Menurutnya, pendidikan harus menjadi motor utama dalam melahirkan manusia yang adil, kreatif, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat serta lingkungan.

“Tidak ada jalan lain untuk meningkatkan daya saing bangsa dan menurunkan kemiskinan selain melalui pendidikan yang menumbuhkan inovasi,” tegasnya.

Dalam pemaparannya, Prof. Syawal menjabarkan lima pilar penting pendidikan untuk ekonomi berkelanjutan, yakni:

  1. Menanamkan nilai kemanusiaan dalam pembangunan ekonomi.
  2. Mengembangkan pemikiran kritis dan etis agar masyarakat mampu menilai praktik ekonomi secara moral.
  3. Menumbuhkan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
  4. Mencetak inovator dan pemimpin masa depan yang berkarakter dan jujur.
  5. Mengintegrasikan pendidikan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Prof. Syawal juga menyoroti rendahnya daya inovasi Indonesia yang masih tertinggal di kawasan Asia. Menurutnya, persoalan itu bukan karena kurangnya sumber daya, melainkan karena sistem pendidikan yang belum sepenuhnya menumbuhkan kebebasan berpikir.

“Bangun negeri dari sekolah,” ujarnya tegas, menandaskan bahwa kemajuan bangsa dimulai dari ruang-ruang belajar.

Konferensi IECES 2025 dibuka oleh Rektor Unimed, Prof. Dr. Baharuddin, ST., M.Pd., dan menghadirkan sejumlah narasumber internasional dari Malaysia, Irlandia, dan Amerika Serikat. Dekan Fakultas Ekonomi Unimed, Dr. Haikal Rahman, M.Si., menyampaikan harapannya agar hasil konferensi ini dapat memberi kontribusi nyata bagi kebijakan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.

“Melalui pendidikan, kita bisa membangun ekonomi yang bukan hanya tumbuh, tapi juga menyejahterakan,” tutup Dr. Haikal. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *